Sekolah
sekolah di Australia: Menuju Dandenong High School
By:
Marjohan
Usman
Guru
SMAN 3 Batusangkar, West Sumatra Indonesia
phone:
085264340180
1. Satu dan setengah jam
Hari
ini adalah jadwal kami menuju sekolah- Dandenong High School. Jaraknya
kira-kira satu setengah jam dari Rydges hotel. Sekolah ini terletak di suburb
dan banyak sekolah berlokasi di suburb. Diperkirakan bahwa jalan menuju sekolah
tesebut bisa lancar.
Aku
memilih bangku belakang, terasa lebih nyaman dan lebih rileks dan aku
melemparkan pandangan ke luar. Aku melihat lebih banyak arus mobil/ kendaraan
masuk menuju kota Melbourne lebih banyak ketimbang keluar kota. Berarti bahwa
para pekerja di kota Melbourne banyak yang tinggal di suburb.
Aku
merasa lapar, dan untung aku tadi pagi saat sarapan menyiapkan roti yang telah
aku polesi dengan madu dan aku simpan dalam kotak. Ini cukup menghilang rasa
laparku. Diam diam aku menikmati sisa sarapanku. Aku yakin bahwa teman teman di
depan juga punya cara tersendiri buat mengusir rasa lapar mereka. Aku membuang
pembungkus makanan ke dalam tong sampah yang sengaja disedikan dalam bis ini.
Aku
berharap agar semua mobil di tanah airku juga dilengkapi dengan tong-tong
sampah. Kita tahu bahwa semua sampah yang bertebaran di pinggir jalan di
kampung kita itu semua berasal dari sampah yang sengaja dibuang dari kaca atau
jendela mobil.
Sebetul
makan atau minum dalam mobil musti minta izin pada sopir. Kami semua sudah memperoleh
izin dari Michael dan ia sudah memberi tahu pada kami untuk bisa jaga
kebersihan. Oke kami tentu sudah tahu itu semua dan itu juga bagian dari gaya
hidup guru guru terbaik ini, hhh.
Sekali
sekali bis kami melewati pom bensin. Atau pom bahan bakar (BBM). Ada beberapa
nama perusahaan BBM yaitu seperti Bp,Seven-Eleven, dan Liberty. Kalau di
kampung kita- terutama di Sumatra Barat BBM masih dikelola dan dikuasai oleh
Pertamina. Sama dengan di kampung kita bahwa pom bensin juga merupakan rest area- tempat istirahat, paling
kurang buat pergi ke toilet. Di sana tersedia toilet, kafe, dan fasilitas ATM
untuk warga Australia.
2. Ramah tamah di Sekolah Dandenong
Setelah
berada dalam bis selama kurang dari 2 jam, akhirnya kami sampai dekat Dandenong
High School. Lokasinya di suburb atau di kabupaten. Kami menunggu dalam bis dan
sementara itu Rachman turun untuk menghubungi pihak humas sekolah Dandenong.
Bis akhirnya merapat ke sisi jalan dekat gerbang. Aku melibat ada palang yang
menandakan bahwa semua kendaraan dilarang masuk ke halaman sekolah, alasannya
adalah bisa merusak lantai pekarangan, aku melihat guru guru sekolah ini datang
dengan taxi atau dengan tram yang lokasinya tidak jauh dari sekolah ini. Kami
hanya diturunkan dan bis berangkat, karena bis dilarang parkir di sana.
Kami
mengikuti langkah Mas Rachman. Aku khawatir kehilangan moment dan memanfaatkan
mengambil foto. Kami agakterlambat memasuki ruangan konferensi. Di sana kami
disambut oleh Miss Susan Ogden- Kepala Sekolah Dandenong High School. Kami
duduk melingkari meja bundar dengan lantai karpet. Dindingnya dikelilingi oleh
pajangan foto-foto event sekolah. Miss Ogden mengatakan bahwa dia sudah menjadi
kepala sekolah di sana selama 1 tahun, dan secara keseluruhan ia sudah punya
pengalaman sebagai kepala sekolah selama 24 tahun. Di sekolah ini ia dibantu
oleh 4 orang wakil.
Dandenong
High School berdiri pada tahun 1919, dan merupakan salah satu sekolah tertua di
negara bagian Victoria. Jumlah siswa di sekolah ini sekitar 2000 orang dan sekolah
ini adalah sekolah multikultur, siswanya berasal dari berbagai immigrant dan
menggunakan berbagai bahasa. Sekolah ini tentu saja sekolah heterogen ada
suasana kompetisi yang sehat dengan demikian merupakan siswa dengan motivasi
yang tinggi.
Manajemen
sekolah ini sangat baik, sehingga ada 3 sekolah telah bergabung atau merger
dengan sekolah ini. Keputusan untuk merger bukan instruksi dari pemerintah
tetapi permintaan dari masyarakat- orang tua siswa agar anak- anak merekajuga
memperoleh pelayanan pendidikan yang berkualitas. 3 sekolah yang merger juga
bisa menerapkan seperti apa bentuk komunitas dan cara belajar yang diharapkan.
2. Rahasia Manajemen Sekolah
Sekolah
yang sudah merger ini membentuk visi sekolah, kemudian merancang langkah
strategis atau spesial misi buat menuju sukses. Dalam membangun visi mereka
melibatkan banyak pihak seperti masyarakat, guru, orang tua dan alumni. Jadi
membangun visi tidak menjadi hak mutlak seorang kepala sekolah.
Kepala
sekolah dan masyarakat meminta hadir semua guru dan mereka mengusulkan jenis
atau pola mengajar yang sesuai untuk perkembangan kemajuan. Tentu saja banyak
orang tua yang memiliki wawasan luas dan mereka memberi sumbang saran tentang
bagaimana proses pengajaran yang bisa mengembangkan potensi murid. Kemudian
juga meminta kepada guru sepertoi apa pola pengajaran yang bisa membuat
guru-guru merasa nyaman.
Ternyata
ruangan tempat kami rapat adalah ruangan kelas- bukan ruangan konferensi.
Pantasan aku melihat ada papan tulis, board
marker dan juga foto foto aktifitas siswa. Aku juga ingin mengusulkan agar
kelas- kelas di sekolah Sumatera juga lebih serius untuk mendesain kelas
mereka.
Pembelajaran
di sekolah ini dilakukan dengan usaha yang innovative.
Pembelajaran ada yang dilakukan oleh satu guru dan kalau jumlah guru berlebih
maka dilakukan dalam team teaching, ada 2 atau 3 orang. Tugas team juga
mendesain rencana pengajaran, melakukan dan menilainya- penilaian, misal dalam
bentuk assessment dan kemudian menulis laporannya. Team bertanggung jawab atas
50 orang siswa per kelas.
Tanggung jawab team
teaching adalah one heart, tidak yang merasa superior dan yang lain merasa
inferior. Pola team teaching yang damai perlu diaplikasi di sekolah kita.
Setiap sore, guru mata pelajaran sejenis duduk bareng untuk membahas hasil
kinerja mereka.
3. Suasana Kelas Yang Nyaman
Usai
bertukar fikiran dengan Miss Susan Ogden, kami dipersilahkan untuk berkunjung
ke kelas. Aku mengikuti langkah seorang guru pemandu menuju sebuah kelas. Saat
itu ada kegiatan PBM. Aku melihat suasana kelas yang berbeda. Satu kelas yang
satu terhubung dengan kelas yang lain, kemudian aktivitas PBM di kelas sebelah
bisa terlihat oleh guru lain.
“Kenapa
satu kelas dengan kelas yang lain hanya dipisah dengan kaca dan apa tidak
mengganggu ?”:
“Ini
model pelayanan pendidikan kami. Kelas yang di sini dengan kelas yang di
sebelah bisa saling melihat. Agar semangat bisa saling menular. Kalau kelas di
sebelah belajar semangat, di sini tidak, maka sebagai guru, saya juga membuat
kelas ini juga bersemangat”. Demikian penjelasan salah seorang guru.
Tadi
sebelum memasuki gedung kelas ini kami berjumpa dengan dua orang siswa, memakai
jaketseperti jaket polisi, di punggungnya ada tulisan: on duty- atau sedang bertugas. Setelah kami tanya ternyata mereka
sedang dapat tugas piket untuk kebersihan. Jadi mereka harus mencari cari
sampah dalam perkarangan sekolah dan memungutnya dengan jepitan.
Ide
ini juga bagus untuk diadopsi, bahwa siswa yang piket kelas wilayahnya tidak
hanya dalam kelas. Tentu saja ada dua orang perkelas memakai jaket piket dan
mencari sampah di seputar perkarangan sekolah.
Aku
ingin mengambil foto. Mengambil foto siswa tentu saja diizinkan asal secara
umum. Kemudian kami dipandu ke luar kelas- ke halaman. Kami melihat blok-blok gedung
kelas. Ada gedung berwarna biru, berwarna hitam dan gedung dengan dinding
batu-bata. Itu semua hanya sekedar membedakan kelompok kelas saja.
Kami
memasuki kelas yang lain dan PBM dipandu oleh team guru, dimana siswa duduk
dalam grup. Team guru terlihat cerdas dan sangat kompak, tidak ada yang
terlihat cukup dominan. Aku melihat bahwa meja guru hanya kecil saja, dan aku
melihat tidak ada guru yang duduk- semua berjalan- beraktivitas dalam memandu
siswa.
Saat
itu aku perhatikanm ada dua siswa yang bertugas hanya menyiapkan pertanyaan,
ada kelompok yang memahami satu topik, ada kelompok lain yang memahami topik
lain, dan juga ada siswayang sedang browsing internet untuk mencari info
tambahan. Setelah itu akan ada proses prestasi dan kegiatan tanya jawab. Dan
guru telah memiliki lembaran assessment di tangan.
Aku
memfoto setumpuk tugas siswa di atas meja guru. Saat itu adalah pelajaran
bahasa Inggeris. Aku melihat coretan- coretan dan catatan revisi dan editing
guru atas naskah artikel siswa, jadi guru betul- betul membaca tulisan siswa,
tidak sekedar memberi tanda tangan dan memberi kata- kata “very good” saja. Tentu saja siswa merasa senang ya sebagai efek
bahwa karya mereka ada dibaca oleh guru.
Hari
itu katanya adalah hari persiapan ekhibisi atau pameran budaya, karena para
siswa berasal dari berbagai kultur di dunia. Mereka sedang mempersiapkan pernak
pernik negaramereka, ada yang lagi membuat bendera, menulis kalimat dalam
bahasa mereka- seperti bahasa Vietnam, Thailand, Indonesia, Croasia, dll.
Adajuga yang bingin mempromosikan wisata, kuliner dan tari dari negaramereka.
Mereka memajang dan setelah itu kelak akan saling mengunjungi stand masing-
masing.
Kalau
sekolah di Jakarta, siswanya bisajadi berasal dari berbagai propinsi. Tentu
saja mereka bisa mengadopsi kegiatan ini. Misalnya pada hari sabtu membuat
kegiatan pameran daerah.
G. Beberapa hal Menarik dari Dandenong High School
1. Kesan pada pendidikan
Australia
Aku memiliki kesan yang sangat positif melihat system
pendidikan di Dandenong High School, sama halnya dengan applikasi pendidikan
pada sekolah lan. Pengalaman observasiku tentang penddkan di sekolah ini sama
dengan pengalaman yang dalami oleh [1] menerima beasiswa
Australian Leadership Award (ALA) untuk melanjutkan pendidikan tingkat doktoral
di Australian National University di Canberra.
Pada intinya, sistem
pendidikan menengah di Australia sangatlah relevan dan mencerdaskan.
Pemerintah dan siswa sama-sama melakukan investasi. Pemerintah
membangun sistem sekolah untuk mencetak manusia yang cerdas, bermartabat dan
mampu bersaing secara global, sedangkan siswa menginvestasikan waktunya untuk
menjadi manusia yang tangguh.
Wajib belajar di Australia berlaku hingga SMA,
sudah menjadi kewajiban bagi sekolah untuk menjamin bahwa tidak ada anak usia
sekolah di rayon sekolah tersebut yang tidak bersekolah. Kalender sekolah Indonesia
dimulai di bulan Juli sedangkan di Australia dimulai bulan Januari, Di
Australia, high school berlangsung dari kelas 7 sampai kelas 10.
Sedangkan kelas 11 dan 12 (setara dengan kelas 2 dan 3 SMA di Indonesia)
dikategorikan sebagai “College” atau
persiapan ke perguruan tinggi.
Mata pelajaran SMP di Australia sangatlah tepat
guna dan mendalam. Misalnya, di tingkat SMP seorang siswa bisa memilih 5
mata pelajaran wajib dan 2 mata pelajaran pilihan. Mata pelajaran
wajib meliputi Matematika, Bahasa Inggris, IPA dan IPS, dan olah raga.
Sedangkan mata pelajaran pilihan meliputi band, pertukangan, memasak,
metalurgi, seni lukis dan banyak lagi. Agama tidak diajarkan di
sekolah- karena Australia adalah negara sekuler, untuk itu peran orang tua
untuk bisa memelihara kualitas agama anak. Budi pekerti dinilai dari
kedisiplinan siswa dalam memenuhi jadwal tugas, tidak terlambat ke sekolah, dan
partisipasi di dalam dan di luar kelas. Jika siswa terlambat 15 menit
tanpa lapor, secara otomatis orang tua diberitahu oleh sekolah melalui sms.
Jika siswa gagal memenuhi tenggang waktu
memasukkan tugas, maka orang tua dikirimi email oleh gurunya. Selain itu
ada sanksi yang berat jika siswa melakukan pelecehan kepada siswa lain, juga merokok
atau mabuk.
Di usia 15 tahun, siswa juga sudah boleh bekerja paling banyak 10 jam
seminggu. Dalam hal ini, mungkin mengambil kesempatan untuk bekerja di
Pizza Hut sampai dia berusia 16 tahun. Pengalaman ini sangat baik bagi siswa
untuk menghargai uang, waktu, dan hubungan antar manusia.
Setelah tamat dari kelas 10 tentu saja
siswa melanjutkan kuliah di College- kalau di SMA tentu masih kelas 11 dan
12. Di College anak bisa belajar berkelompok di perpustakaan- ya tentu saat line-off
(jam kosong). Untuk tingkat College (kelas 11 dan 12), siswa diajarkan untuk
mandiri dan dipersiapkan untuk ke universitas. Sistem sekolah mirip
dengan kuliah, dimana siswa bisa memilih 4 mata pelajaran wajib dan satu atau 2
mata pelajaran pilihan.
Bagi yang berminat untuk melanjutkan ke jurusan
Komunikasi dan Media di perguruan tinggi- sebagai contoh, dia memilih
matematika, bahasa Inggris (writer’s workshop), Media, sejarah dan
hubungan internasional.Setiap awal kwartal, siswa menerima silabus yang berisi
rincian tentang pelajaran, jadwal dan target yang akan dicapai pada semester
tersebut. Informasi tersebut juga tersedia on-line dan bisa
diakses oleh orang tua siswa. Sama dengan di High School, hubungan antar siswa, guru dan orang tua di tingkat College
juga sangat erat. Setiap acara pertemuan orang tua dan guru, maka orang
tua diberi masukan tentang kelebihan dan kelemahan sang anak, sehingga orang
tua bisa bekerjasama dengan guru untuk mendukung perkembangan anak untuk mencapai
nilai maksimal. Dalam banyak hal siswa Australia sangatlah menjaga tata krama
dalam berhubungan dengan sesama. Karena pendidikan yang interaktif, siswa
belajar mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat orang lain.
2. Pendidikan membentuk manusia
berpikiran maju
Sistem pendidikan menengah di Australia sangatlah
humanism (manusiawi) baik bagi siswa maupun guru. Pelajaran
yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Pilihannya banyak,
namun siswa hanya memilih pelajaran yang mereka minati. Di kelas 7 sampai
10, siswa boleh memilih maksimum 7 mata pelajaran (5 wajib dan 1 atau 2
pilihan; sedangkan di kelas 11 sampai 12, siswa memilih maksimum 6 mata
pelajaran (4 wajib dan 1 atau 2 pilihan). Dengan demikian siswa menekuni
pelajaran yang sesuai dengan minat dan pilihan masa depan mereka.
Mata pelajaran tidak hanya meningkatkan
kemampuan siswa secara akademis, namun, karena cara penyampaiannya sangat
interaktif, kemampuan hidup life skill seperti berpikir (berpikir
kritis, berpikir kreatif dan memecahkan masalah), serta berkelakuan baik behavioral
skill (berkomunikasi, berorganisasi, bekerjasama dan memimpin) siswa
juga semakin meningkat.
Selain itu, sistem pendidikan di Australia
khususnya, tidak mengenal istilah anak yang bodoh, karena semua anak dapat
memberi manfaat bagi kehidupan. Misalnya, pelajaran Matematika di tingkat
SMA terdiri dari 4 kategori. Kategori 1 untuk siswa yang ingin menjadi
ilmuwan; kategori 2 untuk siswa yang ingin kuliah di bisnis atau ekonomi;
kategori 3 untuk siswa yang ingin melanjutkan kuliah di bidang ilmu sosial; dan
kategori 4 untuk yang tidak ingin melanjutkan ke pendidikan tinggi. Siswa bisa
mendapatkan nilai “A” di kategorinya masing-masing. Dengan demikian
mereka dapat memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Dengan cara penyampaian yang menyenangkan, para
siswa termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Misalnya, pelajaran
sejarah yang di Indonesia biasa dianggap membosankan, di Australia justru
menjadi pelajaran yang menyenangkan karena siswa diminta menganalisa sejarah,
misalnya tentang Napoleon. Siswa mempelajari karakter kepemipinan
Napoleon dan melihat relevansi kepemimpian beliau terhadap konteks masa kini
dan masa depan. Dengan demikian, pelajaran sejarah menjadi relevan dengan
kebutuhan jaman. Atau untuk pelajaran mengarang, setiap siswa harus mempersiapkan
tulisan sebesar 1,500 kata untuk mendapatkan peer review dari 4 orang
temannya yang diundi pada saat pelajaran bahasa Inggris dimulai. Kelima
orang siswa duduk dalam satu kelompok dan secara bergantian membaca dan memberi
masukan konstruktif untuk karya 4 orang siswa lainnya.
Yang juga tak kalah penting adalah jumlah siswa
per kelas yang tidak terlalu besar, maksimum 25 siswa per kelas sehingga guru
dapat memperhatikan siswa dengan baik. Jika siswa mengalami kesulitan,
guru siap untuk dihubungi setiap saat. Selain itu, guru juga memberikan
masukan bagi konsep tugas yang diberikan oleh siswa sebelum tenggat
waktu. Setiap siswa mendapat kesempatan untuk melakukan yang terbaik
karena dukungan sekolah dan guru yang memadai.
Guru merupakan profesi yang terhormat.
Komunikasi antara guru, siswa dan orang tua sangat terbuka. Mereka berteman
dan saling menghargai hak dan kewajiban masing-masing serta bekerjasama untuk
mencapai prestasi akademis anak yang maksimal. Dalam sistem pendidikan
Australia, dari hari ke hari kita amati betapa siswa menjadi lebih mandiri,
baik secara akademis maupun dalam pemecahan masalah sehari-hari.
3. Aplikasi penddikan
Sekolah Australia
Aplikasi penddikan di negara ini juga menarik
untuk diekspose[2].
Pemerintah Australia pada akademisi membuat kurikulim dan tehnik pengajaran
yang efektif dan efisien. Tehnik pengajaran dan kurikulum di Australia sangat
berbeda dengan negara-negara lainnya, tehnik pengajaran di Australia telah
diakui oleh dunia sebagai salah satu yang terbaik. Tehnik ini diterapkan mulai
dari tingkat dasar (sekolah) hingga jejang pendidikan tinggi (kuliah dan
seterusnya).
Didalam kelas siswa belajar dengan cara-cara
yang berbeda dan mengasyikan, siswa dilibatkan dalam sesi tanya jawab
interaktif sehingga menciptakan atmosfir positif. Tentu hal ini berbeda dengan
cara pengajaran konvensional, hingga sat ini kita masih sering menemukan atau
mungkin anda pernah mengalami sekolah dan atau kuliah dengan tehnik
pembelajaran teror dan ancaman. misalanya guru dan dosen menerapkan larangan
dan hukuman yang berlebihan yang akan berakibat pada mental siswa serta
negatifnya atmofir kelas/pelajaran tersebut.
Di Australia, tensi hubungan antara siswa dengan
guru/dosen didalam kelas lebih santai (relaks), namun tetap menjaga rasa hormat.
Para guru/dosen akan lebih sering memberikan dukungan, inspirasi dan menantang
(mendorong) siswa untuk lebih berprestasi.
Akses menghubungi para guru/dosen pun lebih mudah, mereka dapat kita
dekati dengan mudah. mereka pun akan terbuka bila kita membutuhkan mereka secara personal, serta
siswa pun memiliki "International
Student Coordinator" dimana siswa dapat mendapatkan dukungan (support) baik diluar maupun didalam
kegiatan sekolah/kuliah.
Salah satu alasan mengapa kualitas lulusan
sekolah, college, dan Universitas memiliki standar yang baik/tinggi adalah
kualitas para pengajar/dosen/guru. Untuk mendapatkan semua itu
institusi-institusi pendidikan menanamkan investasi besar pada pengajarnya,
serta seluruh pengajar memiliki kualifikasi khusus dan selalu memperbaharui
ilmu dan keahlian mereka. Sistem pendidikan juga memperhatikan sstem penlaian.
Penilaian untuk suatu mata pelajaran/bidang
studi mengacu kepada prestasi siswa dalam mengejakan tugas, baik itu tertulis
maupun praktek (tergantung dari bidang studi), ujian, keaktifan dalam kelas,
jumlah kehadiran dan nilai kelompok.
Pada tingkat college, dan Universitas penilaian
dilakukan pada akhir semester dan atau disesuaikan dengan tahun akademik
lembaga/institusi pendidikan yang anda gunakan. Sedangkan penilaian untuk
penelitian "research" pasca
sarjana diberikan oleh komite khusus, komite tersebut akan menilai dan
mengevaluasi kualitas tesis anda, serta anda pun dapat mengikuti ujian lisan
untuk mendukung tesis anda.
4. Miss Ogdan- Kepala Sekolah DHS
Miss Ogdan,
sebagai kepala sekolah DHS- Dandenong Hgh School, sangat memahami tentang aspek
pendidikan. Ia menguasai tentang padegogi, metode mengajar, psikologi remaja,
teknik manajemen, dan banyak hal. Ia mengetahui syarat atau kualifikasi menjadi
kepala sekolah, memahami kurikulum, memahami tugas-tugas dan tangung jawab guru,
memahami tugas- tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dan memahami
tugas-tugas dan tanggung jawab administrasi.
Kami
berbincang bincang dengan Miss Ogdan, ia menjelaskan bahwa di Dandenong High
School mengenal istilah “leadership team”- gunanya untuk mengembangkan kualtas
leadership dan manajemen. Ia mengatakan bahwa seorang kepala sekolah harus tahu
cara memotivasi/ mensupport guru, dan juga kebutuhan guru. Juga seorang kepala sekolah
harus fokus pada teacher’s teaching quality.
Untuk
menjaga kualtas manajemen kepala sekolah, Miss Ogdan membangun sustainable
relationship (hubungan yang berkesinambungan). Ia juga membuat leading program,
membuat regulasi sekolah- melibatkan guru, orang tua dan siswa dan juga
masyarakat dan membangun kultur sekolah.
Seorang
kepala sekolah, sebagamana Miss Ogden, selalu menciptakan iklim sekolah yang
positif[3]. Sekolah secara fisik
hanya sebatas gedung berikut sarana pendukungnya. Namun sebagai sebuah lembaga
sekolah merupakan lingkungan bagi warganya untuk beraktifitas melaksanakan
tugasnya demi mencapai tujuan bersama. Dari berbagai kepentingan yang ada maka
disatukanlah dalam satu visi dan misi yakni memberikan pelayanan pendidikan
yang terbaik bagi siswa-siswinya. Untuk tujuan tersebut maka perlu diciptakan
lingkungan sekolah yang positif.
Faktor-faktor pendukung terwujudnya iklim
sekolah yang positif didukung oleh kepemimpinan kepala sekolah yang mendukung
terselenggaranya seluruh program sekolah. Staf pengajar dan non pengajar yang
memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam mensukseskan tercapainya tujuan
institusi. Staff yang merasa bahwa keterlibatan mereka dalam pengambilan
kebijakan sekolah adalah berharga dan masukan mereka pun dihargai. Kesempatan
untuk meningkatkan profesionalitas kerja dan pengembangan karir. Adanya budaya
kerjasama yang kental. Staff yang memahami dan melaksanakan peraturan dan
tujuan sekolah dengan penuh kesadaran, kemudian lingkungan yang aman dan nyaman
bagi staff untuk bekerja.
Terwujudnya Iklim sekolah yang positif tidak
terlepas dari keterlibatan orang tua serta stake holder lainnya. Komunikasi dan
kerjasama yang baik dalam bentuk dukungan terhadap setiap kebijakan sekolah
sangatlah mutlak diperlukan.
Begitu kami
selesai melakukan kunjungan di sekolah ini, tentu saja kami berkumpul lagi.
Kami melakukan foto bersama. Akhirnya Miss Ogdan memberi kami surat ucapan
terima kasih. Pengalaman mengunjungi Dandenong High School, sebagai sekolah
tertua dan terbak di Melbourne tidak akan terlupakan dan menjadi kenangan manis
bagi kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
if you have comments on my writings so let me know them