Sydney Kota Impianku: Kapal Pesiar Captain
Cook
By:
Marjohan
Usman
Guru
SMAN 3 Batusangkar, West Sumatra Indonesia
phone:
085264340180
1. Sydney
Rasa kantukku jadi
hilang saat roda pesawat Jet-Star menyentuh landasan bandara Sydney. Lagi lagi
kami harus masuk terminal dan melewati immigrasi. Fikiranku selalu pada WiFi.
Umumnya WiFi bandara di sini memiliki sinyal yang kuat. Bagiku WiFi juga
menjadi sarana buat mengirim kabar atau paling kurang sehelai foto ke tanah
air. Wah tabletku gagal untuk
konek dengan WiFi sehingga aku tidak berhasil mengunggah foto dan berita
terakhir.
Kami segera mengambil bagasi masing- masing dan semua terus melangkah keluar terminal.
Kami berjalan menuju bis wisata dengan trolley tempat menyimpan bagasi. Kami
disambut oleh Nadira, perwakirlan tour travel Reira cabang Sydney. Adapun
Rachman tetap sebagai tour leader kami. Ia akan mengajak kami berkeliling kota
Sydney.
Good bye bandara Kingsford Smith…!!! Ya nama bandara
Sydney adalah Kingsford Smith. Bandara ini berlokasi di pemukiman Mascot di
Sydney, Australia. Bandara ini menjadi satu-satunya bandara yang melayani
Sydney, dan hubungan utama bagi Qantas, bandara ini juga menjadi hub sekunder bagi Virgin Australia dan Jetstar Airways. Terletak di sebelah Botany Bay, bandara ini memiliki tiga landasan
pacu, yang sering disebut sebagai landasan pacu "timur-barat",
"utara-selatan" dan "ketiga". Bandar Udara Sydney adalah salah
satu bandara tertua di dunia yang beroperasi secara terus menerus, dan
merupakan bandara tersibuk di Australia[1].
Waktu di Sydney masih sama dengan posisi waktu kota
Melbourne. Untuk destinasi pertama di Sydney, kami mau dibawa menuju Captain
Cook Cruise. Dengan demikian kami akan memukan tujuan wisata paling spektakuler di Australia. Captain Cook
Cruises adalah favorit jalur
pelayaran kapal pesiar yang beroperasi di Sydney Harbour.
Sydney adalah kota terbesar di Australia, dan ibu kota negara
bagian New South Wales.
Sydney memiliki populasi wilayah metropolitan
4.34 juta jiwa dan luas 12.000 kilometer persegi. Penduduknya disebut
Sydneysiders, dan Sydney dijuluki sebagai "the Harbour City" (Kota Dermaga), "the City of Villages" (Kota Desa-Desa) dan "the Emerald City" (Kota Zamrud).
Sydney merupakan salah satu kota paling multikultural di dunia, yang tercermin dari
perannya sebagai kota tujuan utama bagi imigran ke Australia.
Sydney dibangun di bukit rendah di sekitar Port Jackson. Kota ini merupakan tempat
berdirinya Sydney Opera House
dan Harbour Bridge.
Wilayah metropolitannya
dikelilingi oleh taman nasional, dan memiliki banyak teluk, sungai dan ceruk. Kota
ini adalah tempat bagi berbagai taman, seperti Hyde Park, Royal
Botanical Gardens dan taman nasional. Bersama dengan Sydney Harbour, hal ini merupakan faktor utama
yang menjadikan kota ini sebagai salah satu kota terindah di dunia[2].
Sydney
terasa lebih padat dari kota Melbourne. Perjalanan dari airport menuju kota
lebih kurang satu jam. Semua airport di Australia memang berada jauh dari kota.
Aku merasa gembira karena kami akan segera melihat latar belakang kota Sydney,
ya seperti opera house dan jembatan Sydney. Keberadaan gedung opera telah
memberi inspirasi pada mendiang Ibu Tien Suharto untuk menginstruksikan
pembangunan museum keong mas di Taman Mini Indonesia Indah- Jakarta.
Kota Sydney
lebih metropolis dibandingkan Melbourne. Karena kota ini terasa lebih modern.
Cuaca kota Sydney juga terasa lebih tropis. Pada ujung jalan dari bandara, pada
persimpangan aku melihat seorang pria berwajah asia berjalan menenteng satu
ember menuju mobil yang berhenti menunggu lampu buat melaju. Pria tersebut
membersihkan kaca mobil dan kemudian berharap memperoleh uang tip atas jas
kecilnya itu. Wah ternyata profesi kagetan juga ada di Sydney.
Kami segera
melewati daerah King Cross street.
Aku diberitahu bahwa daerah ini adalah daerah tempat pria iseng dan juga wanita
iseng. Kami tidak menganjurkan para remaja Indonesia untuk mengunjungi daerah
ini.
Dari
kejauhan kami sudah melihat melihat sebuah bangunan berbentuk antenna. Gedung
itu adalah Sydney tower. Kami kelak
juga bakal ke sana. syney tower merupakan gedung paling tinggi di kota Sydney. Di
bawah Sydney tower terdapat plaza
yang bisa kita kunjungi buat berbelanja atau sekedar cuci mata saja.
2. Tersesat Di Sydney Harbour
Begitu keluar dari bandara Kingsford Smith- bandara
Sydney, kami seperti ingin dimanja untuk cuci mata. Rachman menghubungi
penjualan tiket dan kami menunggu beberapa saat hingga ia datang lagi buat
bagi- bagi tiket. Ya tiket buat boarding ke atas kapal Captain Cook Cruise. Tiket
tersebut sudah meliputi buat makan siang.
Pada tiket
tertulis kata lunch Asia. Jadi orang
orang yang ingin memperoleh makan siang dengan suasana khusus bisa
memperolehnya pada kapal ini. Aku tidak tahu berapa harga makan siang dan
termasuk biaya pesiar dengan kapal selama satu atau dua jam buat melayari-
mengelilingi teluk Sydney. Kata ibu Maria Widiani (Kepala Kapala Subdit
PTK SMA, Dit.P2TK Dikmen) bahwa harga satu tiket per orang
adalah sekitar $ 50. Semua biaya adalah tanggungan negara
karena masih dalam rangka memberi reward buat prestasi kami- sebagai pendidik
berprestasi Indonesia.
Sebelum
naik kapal pesiar kami menyempatkan diri buat berfoto- foto. Maklum Sydney
sangat jauh dari kampung, jadi kami sengaja mengambil foto dengan landmark
Sydney.
Aku melihat
captain kapal berpakaian ala captain kuno. Ia cukup ramah dan aku mendekatinya
buat kesempatan foto bareng dengan nya. Akhirnya ia setuju dan aku berfoto
beberapa pose berdiri. Setelah itu orang orang lain juga ingin foto bareng
dengannya. Wah aku telah membuat captain kapal menjadi selebriti, hhh.
Kami
kemudian bergerak menuju dermaga dan menunggu buat beberapa menit. Ibu Nana merasa
pusing karena merasa tempat ia berdiri terasa bergerak dan kami jelaskan bahwa
tempat kita bergerak memang bergerak. Kita semua berada di atas dermaga apung. Dermaga
tersebut memang dibangun seperti demikian- bisa bergoyang oleh riak air laut.
Kami
akhirnya naik ke atas kapal pesiar. Dalam kapal ada 3 deck- lantai, mulai dari
bawah hingga ke atas. Masing masing deck punya nama yaitu: star deck, sky deck
dan club deck. Kami duduk pada deck tengah. Meja kami bersusun dekan jendela
hingga mata kami bisa melihat pemandangan- pantai teluk- yang sangat
menakjubkan.
Setelah
menemui tempat duduk, kami kemudian mencari giliran buat mengambil makanan.
Terlihat bahwa wisata captain cook cruise ship ini dikelola oleh warga
Australia yang mayoritas berwajah oriental.
Sejak tadi
aku asyik mencari-cari dimana lokasi opera house of Sydney yang popular
tersebut dan juga dimana lokasi jembatan Sydney yang panjang itu (?). Aku
membiarkan orang lain buat antrian untuk makan siang. Sementara aku sendiri
memanfaatkan waktu buat berfoto foto, demikian pula beberapa teman lain.
Cuaca
dingin membuatku selalu ingin tahu dimana letak toilet. Tidak hanya di sini,
juga di hotel, di restoran dan di bandara, aku selalu bertanya: where is the
toilet ? Tadi pagi aku menemukan informasi dari sebuah pamphlet bahwa lebih
dari 120 ribu laki-laki Australia hidup dengan gangguan prostate[3].
Kanker prostat menyumbang sekitar 30% dari Kanker yang diidiagnosis terhadap pria Australia . Ini adalah penyebab kedua kematian karena kanker paling umum, setelah kanker paru-paru. Dikatakan
bahwa satu dari 8 laki-laki Australia beresiko menderita gangguan prostate.
Mereka tentu saja akan menderita, bingung, depresi dan untuk itu mereka butuh
dukungan keluarga secara emosional. .
Aku bukan
dokter atau seorang ahli kesehatan. Namun aku melihat gaya hidup laki-laki dan
orang Australia, mereka suka minuman anggur mengandung alcohol sepanjang hidup
mereka. Bukankah ada 6 minuman beralkhohol popular di Australia seperti : Illusion
Shaker, Pale Ale Coopers, Bundy'n'Coke, Passion Pop, Penfolds Grange dan Cask Wine. Minuman ini selalu dicari-cari. Menjelang
masuk immigrasi di Sydney aku melihat antrian panjang orang Australia menuju
toko minuman beralkohol ini. Salah satu efek jelek dari alkhohol adalah
mendatangkan prostate bagi pria Australia.
Kemudian karena orang Australia sejak remaja sudah menganut gaya hidup
sex bebas, telah membuat laki-laki mengkonsumsi tablet atau pil buat pria
dewasa. Penggunaan dalam jangka panjang sedikit banyak tentu memberi efek pada
kesehatan.ini juga faktor pendorong menurunnya kesehatan alat produksi pria.
Aku melepaskan pandangan ke laut. Laut teluk Sydney tidak punya ombak
hanya riak-riak kecil dan hembusan angin dingin yang cukup kencang. Aku tidak
melihat beberapa teman di tempat yang jauh di belakang geladak kapal. Aku
melihat ada Nurhadi, Isdarmoko dan Suparno. Mereka terlihat asyik mencari view
dan mereka berfoto-foto. Aku jadi iri dan spontan meloncat dari tempat duduk
buat bergabung dengan mereka.
Aku minta bantuan Nurhadi untuk mengambil foto dengan latar belakang
gedung Sydney opera house dan juga Sydney harbor bridge, serta aku juga berfoto
dengan latar belakang bendera Australia. Aku menjadi phobi- takut terjatuh ke
dalam laut atau aku cemas kalau tas dan hapeku terlempar oleh tiupan angin
kencang ke dalam laut.
Hasil foto kurang bagus karena bayang bayang matahari sore sangat
mengganggu. Aku melihat Nurhadi berfoto-foto di atas geladak kapal paling atas.
Aku ikut bergabung, di sana juga banyak warga asik lainnya sebagian besar
berwajah oriental- India, china, Japan, dll. Aku separoh memaksa agar Nurhadi mengambil fotoku dengan latar belakang paling
baik. Aku merasa amat puas memiliki foto dengan latar belakang Sydney opera house dan juga Sydney harbor bridge dengan sangat jelas.
Kapal pesiar kemudian merapat ke dermaga lain. Aku fikir bahwa beberapa
pengunjung yang turun karena ingin pergi ke Tarongga Zoo. Melihat orang orang
yang pada turun, aku juga bergegas turun, namun aku mencari dimana jaketku
tersangkut. Yakni pada sandaran kursi pada star deck atau deck tengah. Disana
masih terlihat beberapa teman. Jadinya aku tidak bergerak kemana-mana lagi. Kami
tentu harus mengikuti perintah atau nasehat tour leader. Kapal segera bergerak,
berlayar menjauhi dermaga itu lagi.
Tiba-tiba ada deringan telephone masuk ke HP Imron. Dia jadi kaget karena
ada nomor tak dikenal yang berani menelpon. Apakah tidak takut pulsanya habis
kena biaya roaming yang cukup mahal, yaitu Rp. 25.000 per menit dan Rp.4000 per
SMS (?). Tampaknya deringan telpon sangat urgen, deringannya berulang-ulang.
Masyaallah ternyata tiga orang teman kami yang bernama Isdarmoko, Sumarno
dan Slamet Raharjo tertinggal di dermaga Tarongga. Mereka ikut turum bersama
rombongan orang lain dari deck atas. Rachman terlihat sedikit marah dengan
kesalahan mereka. Padahal tadi sudah dikatakan agar mereka jangan pergi pergi
dari kapal, kecuali kalau ada aba-aba. Namun sebagai tour leader ia tetap
memberikan pelayanan prima. Rachman menelpon agar mereka tetap tidak
bergerakdan tetap menunggu di dermaga nomor 6 sana.
Kami semua khawatir karena mereka bertiga tidak menguasai bahasa Inggris
dan tentu akan kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang orang seputar sana. Mereka
sekarang tersesat atau terpisah dari kapal di daerah King Wolf- Darling Harbour. Kapal bergerak terus dan berbalik ke
dermaga pertama. Kami ikut menggerundel dan juga ikut merasakasihan dangan
kekhilafan mereka hingga tersesat.
Juru foto amatir yang tadi menjepret wajah kami datang. Dia meminta
kesediaan kami buat menilai foto foto yang tadi merekajepret. Foto foto tersebut
tentu saja tentang wajah kami. Bagi yang berminat maka selembar foto harganya $
10.
Wah terlalu mahal..!! Kami saja dengan menggunakan HP, kamera dan tustel
pribadi akan bisa membuat ratusan atau ribuan foto- foto terbaik. Namun ia
mengemas foto-foto kami dengan apiknya. Wah cukup menarik.
Aku ingin untuk memilikinya dan segera menawarnya menjadi satu foto untuk
harga $ 5. Wah itupun juga masih mahal kalau dikonversikan kedalam mata uang
rupiah. Namun tidak apa- apa karena aku juga harus menghargai karyanya.
Kapal pesiar terus merapat ke dermaga semula dan semua penumpang segera
turun. Kami kemudian menuju bis wisata. Sopir kemudian membawa kami untuk
meninggalkan pelabuhan itu. Kami semua menuju pusat kota namun pada satu
persimpangan bis berhenti dan Rachman segera turun untuk menjemput 3 orang yang
tersesat tadi.
Kami tidak begitu lama menunggu karena ke tiga teman yang tersesat tadi
ternyata juga tidak begitu idiot di negeri orang. Bermodal bahasa Inggris yang
pas-pasan mereka ternyata juga sudah duluan bergerak menuju arah kota. Dalam
beberapa menit saja ranchman telah menjumpai mereka dengan mudah. Ranchman
segera menggiring mereka menuju mobil wisata.
“Maaf ya kami bertiga sudah tersesat dan membuat anda semua menunggu kami
begitu lama” Mereka bertiga minta maaf. Mereka tadinya juga salah turun. Mereka
berfikir bahwa begitu melihat semua orang pada turun, mereka juga turun ke
dermaga dekat Tarongga. Begiru semua orang berada di darat dan mereka semua
pada pergi dan mereka masih berada di tempat maka saat itulah mereka merasa
salah turun atau tersesat. Mau balik, ke atas kapak …kapalnya sudah berlayar
menjauh. Mereka tidak melihat anggota grup yang lain.
Untuk mereka membawa HP dan masih menyimpan beberapa nomor teman
merekamenelpon, berteriak cemas “Halo…halo…..bantu kami, kami tersesat di
dermaga ini”. Kami semua merasa gelid an tertawa mendengar pengalaman tersesat
mereka yang penuh lucu ini. Kami masih tertawa dalam bis wisata. Sopir terus
membawa bis melaju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
if you have comments on my writings so let me know them