Berkabung
atas Kepergian Siswaku Buat Selamanya
Seperti
yang aku katakana bahwa saat aku masih sebagai guru baru, maka siswaku terasa
seperti teman saja. Misalnya aku cukup dekat dengan seorang siswi, namanya Puspa. Siswi yang satu ini cukup cerdas,
meski berdomisili di pedesaan dan seharusnya ia memakai bahasa Minang, namun Puspa
dalam keluarga memakai bahasa Indonesia, dan memakai bahasa Minang dengan para
tetangga.
Aku
sering berkunjung ke rumah Puspa di Buo dan ngobrol dengan ayah, ibu dan
adiknya. Ternyata ayahnya punya bisnis kebun sayur di Panipahan, sebuah kecamatan
kecil di Sumatera Timur. Produksi sayurnya diekspor ke Malaysia. Aku rasa bahwa
ayahnya memiliki pemikiran yang cukup maju.
Puspa
ingin melanjutkan kuliah setelah tamat SMA N Lintau Buo ke fakultas hukum. Hari
itu ayah dan ibunya mengantarkan Puspa buat mendaftar di Universitas Bung Hatta dan pulang dengan
menyewa taxi. Tiba- tiba kami -seluruh siswa dan guru- jadi tersentak kaget
karena taxi yang mereka tumpangi terjun ke dalam sungai kecil (Batang Tampo) dekat
kaki gunung Sago. Puspa dan ibunya mengalami luka luka serius dan kepalanya
mengeluarkan banyak darah. Dalam kondisi kritis keduanya dengan tenang selalu
berzikir dan bersitighfar. Akhirnya mereka berdua meninggal dunia karena
kehabisan darah dan jasad mereka dikuburkan dalam satu kuburan di Buo.
Aku
merasa sangat terpukul dan sangat berduka atas kematian mereka. Apalagi ayah
dan dua orang adik Puspa tentu lebih terpukul dan sangat kehilangani. Selama
hari-hari berkabung aku sering berkunjung ke rumah almarhumah Puspa dan ibunya buat berbagi duka sambil membahas
kelebihan-kelebihan Puspa dan juga ibunya. Sebetulnya kami belum ikhlas kalau Puspa
dan ibunya meninggal lebih cepat (kata Bapak Syaiful, ayahnya Puspa), namun
Allah tentu Maha Tahu atas segala sesuatu.
Ada
lagi siswaku yang sering mampir ke
kosanku namanya Heru Darsono. Ia saat itu kelas 3 jurusan Fisika (kampungnya di
Pasir Lawas Sungai Tarab). Ia berwajah cakep dan baik hati. Meski ia adalah
siswaku namu ia aku anggap sebagai temanku sendiri. Kalau ia datang ke kosanku
maka aku suka bikin mie goreng buat kami
makan bareng. Kadang-kadang aku juga mengajarnya Bahasa Inggris agar dia bisa lebih cerdas.
Lambat
laun kemudian Heru Darsono terlihat kurang ceria, aku nggak tahu kalau ia
sakit. Malah karena kulitnya putih maka aku nggak bisa membedakan kalau ia
pucat. Namun matanya terlihat kekurangan darah.
Ia akhirnya tamat dari
SMAN 1 Lintau dan sakitnya mungkin bertambah parah. Aku kemudian tidak berjumpa
lagi dengan nya untuk waktu yang cukup lama dan aku dapat kabar bahwa ia telah
meninggal karena mengalami sakit jantung. Ia menderita gangguan katup jantung
yang bocor. Aku selalu merasa sedih dan sangat berduka dengan kematian Heru
Darsono- muridku dan sahabatku yan terbaik.
Peristiwa menyedihkan seperti ini membekas pilu di hati. Tidak saja aku,
tentu teman-temannya dan apalagi orang tua dan kaum kerabatnya tentu sangat
kehilangan. Ya Allah sayangilah Heru Darsono, berilah dia tempat yang damai di
sisiMu, amiin. Aku ingin tahu bagaimana dengan jantung bocor itu (?).
Jantung bocor[1]
adalah suatu kondisi dimana terdapat lubang pada sekat jantung akibat kelainan
struktur jantung. Umumnya, penyakit jantung bocor merupakan penyakit bawaan
sejak lahir. Karena itu, banyak penderita jantung bocor merupakan anak-anak.
Angka penderita jantung bocor cukup tinggi. Mengapa jantung bocor bisa terjadi?
Proses terjadinya
jantung bocor bisa terjadi sejak masa pembuahan pada wanita yang akan hamil.
Proses pembentukan jantung janin terjadi pada masa awal pembuahan (konsepsi). Formasi
jantung seharusnya telah sempurna pada akhir masa trimester pertama kehamilan.
Namun, tidak demikian halnya pada bayi yang mengalami jantung bocor.
Beberapa gejala jantung
bocor bisa dilihat dari kondisi berikut: Mudah lelah, nafas pendek, sering
batuk, khususnya di malam hari; dada berdebar kencang, buang air kecil terlalu
sering, sering merasa sakit di dada, sesak nafas, mudah pingsan, dan sering
pusing. Sedangkan gejala penyakit jantung bocor pada bayi dapat dicurigai
apabila bayi tersebut gampang sakit, berat badannya tidak naik-naik, susah
minum susu, atau gampang kelelahan. Jadi baiknya kita anjurkan buat ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan yang
bergizi tinggi. Sebab buruknya gizi dapat berpengaruh besar terhadap
ketidaksempurnaan jantung janin. Hal Itulah yang kemudian menyebabkan jantung
bocor terjadi.
Lain
lagi dengan muridku yang bernama Marijan. Ia sudah sakit selama dua minggu dan
nggak datang ke sekolah. Barangkali ia sakit biasa-biasa saja. Maka aku dengan
dua orang siswa memutuskan buat mengunjungi rumahnya yang berlokasi dekan
Pangian. Dan setelah sampai di sana aku jumpai Marijan ya memang sakit, ia
nggak mampu berdiri- mengalami kelumpuhan.
Tentu
saja aku nggak tahu apa penyebabnya. Aku menyarankan agar orang tuanya membawa
Marijan pergi ke Puskesman. Barangkali ia mengalami sakit karena kurang gizi.
Dan setelah dirawat selama beberapa kali akhirnya Marijan sembuh, bisa berjalan
dan kembali ke sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
if you have comments on my writings so let me know them