Berobah dalam Cara Berfikir
Tiba- tiba aku
menikmati menjadi seseorang yang popular, haa haa.. popularitas yang palsu. Barangkali aku lagi dilanda deman
popularitas ibarat seorang selebriti, meski aku bukan seorang selebriti. Istriku agaknya selalu benar, ia selalu memberi aku
nasehat, namun aku saja yang merasa ia mendikte ku dan sedikit terlalu rewel
dengan ratusan nasehat. Sementara itu dalam suasana hati yang dilanda oleh
fenomena pubertas kedua- aku butuh disayang, dipuji- dipuja, dikagumi oleh
istriku dan juga oleh orang lain.
Akhirnya aku segera menuju Tanah Suci. Ini merupakan sarana yang bagus untuk mensucikan dan
membersihkan hati dan fikiran. Juga
ini adalah kesempatan yang langka- apalagi biayanya juga cukup mahal.
Agar aku bisa khusyuk
beribadah maka aku harus melepaskan diri dari dunia, apalagi dunia maya,
seperti internetan. Namun ada suara dari hatiku yang juga membela bahwa:
“Internetan
kan tidak masalah kalau digunakan secara wajar buat berkomunkasi. Mana tahu ada
hal-hal yang jelek terjadi pada
diri
maka kita bisa memberi tahu kepada famili,
anak-anak dan sahabat di tanah air
dan minta bantuan mereka”
Jadinya aku tetap
mengaktifkan sarana tekhnologi dan kebetulan aku memiliki dua android. Yang besar dan yang kecil. Loading atau
upload dengan android yang besar sangat cepat dan bagus, meskipun sinyal sedikit bermasalah- namun tetap bisa aku upload.
Aku
pamitan dengan istri, anak-anak dan keluarga yang lain. Aku pamitan dengan
teman-teman lewat facebook
yang juga tahu dan mengikuti perjalananku. Aku memberi tahu
mereka bahwa akun FB-ku akan off selama 20 hari yaitu selama aku
melakukan ibadah umroh di tanah suci. Apalagi saat itu masih gencar pemberitaan tentang jatuhnya
pesawat mewah, milik perusahaan Malaysia.
Teman temanku juga bersimpati atas keberangkatanku dan mereka berdoa agar
pesawat yang bakal aku tumpangi selamat sejak dari Padang, Jakarta, Bangkok dan
Jedah. Meski aku sudah
memberi tahu dan mereka masih menulis doa-doa
dan ucapan selamat bagiku dselama dalam perjalana.
“Terima
kasih buat mu teman-temanku semua nya”. Demikian tulisan pada statusku.
Membawa
androit dengan kapasitas batterai yang cukup tahan lama membuat aku bahagia. Karena
aku bisa selalu mengirim atau mengupload semua foto atau moment yang aku lewati. Mulai dari kampung, hingga ke luar
negeri. Ternyata foto-foto
yang aku ambil secara selfie atau dibantu oleh teman-teman bisa aku upload
dengan mudah
pada setiap bandara. Aku sempat mengupload foto terbaikku di Bandara Sukarno Hatta di tengah malam. Ya silahkan teman di tanah air buat melihatnya dan mengomentari. Setelah terbang ke luar negeri maka hubunganku terputus dengan mereka.
Aku
terbang dengan hati yang riang-gembira, ibarat hati seorang remaja menuju Bangkok.
Tentu saja aku sempat membuat foto-foto. Akhirnya pesawat Air Business, milik penerbangan Thailand, memang mendarat buat transit di Bangkok. Ya cukup
lama kami berada di ruang transit.
Rasanya ada
sekitar 4 jam lamanya.
Beberapa penumpang lain
terlihat akan bosan,
namun aku merasa senang dan nyaman karena di bandara tersebut ada sarana
internetan gratis. Karena
aku bisa berbahasa
Inggris dan mengerti tekhnologi maka aku mampu mengoperasikanya. Aku sempat membuka
facebook dan juga menulis pesat pada status facebook dan dalam seketika belasan atau puluhan teman facebooker memberiku status “like”sebagai
tanda bahwa mereka menyenangi
pengalamanku.
“Wah
aku jadi agak lengah dan terbius saat
pesawat terbang
ke dalam awan,
karena aku merasa beruntung bisa
berada di Bangkok. Ramai-ramai pembaca
dan pengagumku menyerukan
selamat terbang buatku. Aku terbius oleh popularitas dan aku ibarat selebriti dadakan saat itu.
Kami masih punya waktu
di bandara Bangkok, dan sebagian
penumpang sudah terlihat bosan, mereka menyembunyikan rasa resah mereka. Aku
malah mencari moment
buat mengambil foto- foto terbaik.
“Rugikan
kalau aku nggak mengabadikan bandara Bangkok, tentu aku bakal kehilangan
sepenggal sejarah hidup ku. Aku mencari posisi, dengan latar belakang gedung
bandara Bangkok dan pesawat jumbo dan aku ambil foto secara selfi”. Kalau aku upload kelak dekat tempat
yang ada WiFi maka tentu teman teman di tanah air bisa lagi melihat perkembangan perjalananku,
wah aku ibarat wartawan gratisan di dunia facebook atau di dunia maya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
if you have comments on my writings so let me know them