Sukses
Juga Bisa Berawal Dari Desa
Fenomena
menyerbu sekolah di perkotaan sudah ada sejak dahulu. Apalagi kalau sekolah tersebut
berlabel unggul, maka sekolah tersebut sangat
diserbu. Sebetulnya sukses itu ada dimana-mana. Aku yakin bahwa keberhasilan
(sukses) juga dapat terjadi di sekolah pedesaan,
seperti dari SMAN 1 Lintau buo. Maksudnya bahwa anak anak yang sekolah di daerah
pedesaan (pelosok) juga bisa berhasil, jadi sukses tidak selalu menjadi
konsumsi anak anak yang sekolah di tempat yang favorit.
Ada dua orang mantan murid yang
paling berkesan dalam memoriku, nama
mereka adalah “Revalin Herdianto
dan Oki Muraza”. Dahulu kedua-duanya juga belajar di sekolah desa di Kecamatan
Lintau Buo yang saat itu masih terasa seperti kampung yang terisolir (karena
akses transportasi yang terbatas), namun sekarang mereka berdua telah menjadi Doktor.
Profil mereka pun memberi inspirasi atas tulisan
ini. Revalin Herdianto dapat dikatakan sebagai figur yang berhasil dalam
menggapai mimpinya dalam bidang akademik. Di awal tahun 1990-an ia hanya
belajar di SMAN 1 Lintau, sekolah yang masih bersuasana kampung saat itu. Ia
tidak pernah mengikuti bimbel (bimbingan belajar) seperti lazimnya anak-anak
sekarang. Ia hanya banyak belajar sendirian dan telah menjadi siswa yang
mandiri dalam belajar. Agaknya ia tidak membutuh komando dari orang tua dan guru
dalam belajar. Orang tuanya tidak akan berteriak teriak menganjurkanya dalam
belajar. Ia dan teman-teman (kelompok belajarnya) sudah punya kebiasaan
belajar sebagai kebutuhan.
Bukan berarti ia harus terpaku pada meja belajar sepanjang
hari dan membenamkan kepala di atas tumpukan buku-buku di pojok kamarnya.
Sebagai warga masyarakat, Revalin juga melibatkan diri dalam berbagai aktifitas
masyarakat di kampungnya. Ia juga ikut ke ladang, ikut gotong royong membangun
jalan desa, dan juga ikut menjelajah alam bersama teman-teman. Saat di SMA,
kemampuan belajar Revalin biasa-biasa saja- namun ia duduk di kelas
unggulan.
Tamat dari SMA ia hanya memutuskan untuk kuliah di Politeknik
saja, mungkin itu setelah mengambil serangkaian keputusan yang terbaik dalam hidupnya.
Pada saat duduk di bangku Politeknik ia memperoleh strategi belajar yang tepat
dan kemampuan akademiknya pun melejit. Ia menyelesaikan pendidikan di
Politeknik tepat waktu dengan nilai terbaik dan kemudian memperoleh beasiswa
untuk strata 1 di ITB- Bandung, ia kembali ke almamaternya sebagai assisten
dosen. Untuk selanjutnya ia mencari beasiswauntuk program master di luar
negeri.
Ada prinsip belajar yang ia jalani yaitu “study while
studying and play while playing- belajarlah saat belajar dan bermainlah
saat bermain. Banyak siswa sekarang kurang menerapkan prinsip belajar
yang begini. Mereka malah mengadopsinya menjadi prinsip belajar yang berbalik
arah yaitu “play while studying dan study while playing-
bermainlah saat belajar dan di sini bearti kurang ada keseriusan dan
konsentrasi dalam belajar.
Belajar di sekolah berarti harus terjadi komunikasi dua arah
antara guru dan murid. Anak-anak yang berasal dari rumah yang punya komunikasi
dua arah maka di sekolah akan terbiasa juga dengan komunikasi dua arah. Di
rumah, Revalin juga terbiasa dengan suasana komunikasi dua arah. Orang tuanya
tidak sekedar menyuruh dan melarang. namun orang tua/ keluarganya juga
melibatkan fikiran dan tenaga Revalin dalam menjalankan kegiatan harian di
rumah.
Ia memperoleh beasiswa penuh untuk mengikuti program master
ke Australia. Pelamar beasiswa ke luar negeri harus bisa memperoleh standar
TOEFl- Test Of English as Foreign Language yang disaratkan oleh program,
mungkin skornya 500 atau lebih. “Apa rahasia agar kita bisa memperoleh
TOEFl yang tinggi ?”
Ada tiga hal yang diuji dalam TOEFL yaitu kemampuan membaca,
mendengar dan tata bahasa (structure). Cara yang terbaik untuk meraih
TOEFL tinggi adalah dengan berlatih dalam mengerjakan soal-soal. Kemudian
membiasakan diri dalam membaca teks bacaan yang agak panjang. Sementara untuk
meningkatkan kemampuan listening kita harus tahu strateginya- apakah
pertanyaan dalam listening menanyakan tentang informasi umum, informasi
tersirat, informasi rinci, menanyakan tujuan dari reading dan yang paling
penting adalah banyak latihan mendengar.
Ia bisa menyelesaikan program master tepat waktu dan sekarang
juga sedang menyelesaikan program post-graduatenya (program Doktoral). Setiap
orang, termasuk siswa yang bearasal dari kampung bisa mencari beasiswa untuk
program master dan program doctoral dalam negeri, maupun dari luar negeri.
Revalin Herdianto sendiri merampungkan program graduate melalui
beasiswa IALF- Indonesia Australia Language Foundation yang punya kantor di
Bali dan Surabaya.
Di awal tahun 1990-an aku juga sempat berbincang-bincang dengan
seorang pelajar cerdas yang bernama Oki Murasa- seorang siswa SMPN 1
Lintau yang punya fenomenal dengan peringkat NEM (Nilai Ebtanas Murni ) paling
tinggi di Kabupaten Tanah Datar saat itu. Daya serap belajar Oki Muraza sangat
bagus- daya rekamnya ibarat mesin fotokopi. Ternyata Oki bisa menjadi siswa
yang fenomenal dengan peringat nilai tertinggi bukan lewat pemanjaan. Tidak
membebaskan Oki dari tanggung jawab di rumah
“Orang tuanya- yang tamatan Fakultas Hukum di Universitas
Sriwijaya-Palembang- tidak memberikan
pemanjaan, namun ia memberikan kasih sayang, perhatian, tanggung jawab dan
penghargaan kepada Oki. Pemanjaan berarti mengikuti semua kemauan anak tanpa
pengontrolan. Oki juga terbiasa untuk ikut bekerja dalam merapikan rumah.
Ketika belajar di SMP (di Lintau Buo) malah tinggal hanya
dengan orang tua tunggal- ibu kandung. Saat aku sempat mampirke rumahnya, ibunya
sedang memberi Oki tanggung jawab membantu mengupas kelapa, mencat pagar, mencuci piring
atau mungkin pekerjaan lain.
Aktifitas ini penting untuk memperkaya anak dengan
pengalaman hidup- life skill. Sukses dalam bidang akademik di bangku
SMP/ SMA tentu akan memberikan kemudahan bagi siswa untuk memperoleh pendidikan
lebih tinggi melalui jalur bea-siswa. Bagi Oki sendiri ia memperoleh beasiswa
untuk melanjutkan ke sekolah SMA Taruna Nusantara, sekolah unggulan yang paling
diminati oleh lulusan SMP se Indonesia, dan sejak tahun 1993 aku tidak
mendengar banyak tentang Oki Muraza.
Setelah belasan tahun tidak mendengarnya maka aku di tahun
2010 mengetahuinya sebagai Doktor Oki
Murasa. Lagi-lagi ia menjadi inspirasi bagiku untuk menulis tentang siswa yang
sempat bersekolah di pedesaan juga berhak jadi Doktor. Facebook lagi-lagi
memberi kemudahan bagi kita untuk tahu banyak tentang dia secara langsung. Oki
juga memiliki blogger.
Melalui blognya aku
juga bisa mengetahui tentang kisah sukses dan perjalanan hidupnya. Dalam usia
muda (30 tahun) Oki bisa menjadi Doktor dan bekerja sebagai tenaga peneliti di
Abu Dhabi, United Arab Emirates. Dan sebelumnya ia bekerja di beberapa
institute di Eropa. Meski berada jauh dari kampung (Indonesia), namun
kecintaannya terhadap tanah air masih tergores.
Pendidikan Oki dalam menggapai mimpi menjadi Doktor adalah,
setelah menyelesaikan pendidikan SMP Negeri 1 Lintau, ia melanjutkan pendidikan
ke SMA Taruna Nusantara di Magelang. Selanjutnya ia memilih studi di ITB
Bandung, kemudian program masternya pada Chemical Engineering, Technische Universiteit
Delft, Delft, the Netherlands dan selanjutnya untuk doctoral (PhD) pada
Chemical Engineering, Technische Universiteit Eindhoven, Eindhoven, the
Netherlands. Ia mengatakan bahwa penguasaan bahasa asing mutlak diperlukan
untuk studi yang lebih tinggi, apalagi kalau di luar negeri.
Oki Muraza juga memperoleh “honor and award” dalam menggapai
mimpi menuju Doktoral, yaitu seperti dari NIOK (Netherlands Institute for
Catalysis Research- Institut Belanda untuk Riset Catalysys). Oki memperoleh
nilai tertinggi saat menyelesaikan program Doktoralnya. Ia memperoleh berbagai
beasiswa dan termasuk beasiswa yang disponsori oleh Unesco- Belanda.
Anak anak yang sekarang sedang belajar di SMP dan SLTA (SMK
dan SMA) di kampung atau di pedesaann juga bisa sukses, menjadi Doktor seperti
halnya Revalin Herdianto dan Oki Muraza. Yang suka bersantai saja tentu saja
tidak akan berhasil, namun yang bisa banting stir- paling kurang seperti pola
dan gaya hidup Revalin dan Oki kemungkinan bisa juga menjadi Doktor. “Bagaima
karakter anak-anak pedesaan yang diperkirakan bakal sukses kelak ?”
Ya mereka harus menjadi siswa yang mandiri dalam belajar.
Jangan pernah butuh komando/ diperintah orang tua dan guru untuk memulai
belajar, “Belajar lagi nak….buat Pe-er nya segera….!” Orang-orang yang telah
sukses dalam profesi mereka, saat belajar di bangku SMP dan SMA bukan
berarti mereka harus terpaku pada meja belajar sepanjang hari. Namun
mereka juga melibatkan diri dalam berbagai aktifitas masyarakat. Mereka
serius dalam belajar, belajarlah saat belajar dan bermainlah saat bermain.
Mereka memiliki komunikasi dua arah di rumah (yaitu antara anak dan orang tua)
dan di sekolah (antara siswa dan guru). Mereka juga ikut serta/ berpartisipasi
dalam mengurus diri dan mengurus rumah. Mereka bisa sukses (karena rido dari
Allah Swt). Kemudian juga memiliki kemampuan bahasa Inggris dan meraih
skor TOEFl- Test Of English as Foreign Language yang disaratkan oleh program
mungkin seputar 500 atau lebih. Selanjutnya mereka juga memiliki mental yang
tangguh, tidak cengeng, tidak gemar minta bantuan- tapi mereka terbiasa dengan “help
your self terlebih dahulu, gampang beradaptasi dan bergaul dengan berbagai
macam karakter dan pola fikir orang. Akhir kata bahwa mereka juga terbiasa
punya tanggung jawab atas diri sendiri dan dalam membantu orang lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
if you have comments on my writings so let me know them