Rabu, 08 Januari 2014

Konsulate Jenderal Sydney



Konsulate Jenderal Sydney

1. Hindari Obesitas
Seperti biasa sarapan pagi kami selama di Australia adalah di hotel. Sebelum jam 7 pagi kami sudah turun menuju ruang makan. Kali ini kesehatanku sedikit terganggu gara-gara hari sebelumnya aku kebanyakan mengkonsumsi daging dan juga bumbu. Pagi ini aku hanya mengambil sedikit nasi dan satu butir telur. Aku juga khawatir kalau menjadi obesitas- kegemukan.
Banyak orang mengalami obesitas gara- gara tidak kuat menahan nafsu makan. Untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral tubuh maka aku hanya mengambil sayatan jeruk, melon, pine apple dan juga juice apple. Aku coba untuk menikmati semua serba sedikit. Karena semua jenis hidangan adalah buat tamu hotel.
Aku juga mengambil satu gelas cappuchino. Pada mulanya aku tidak mengerti cara menggunakan mesinnya. Ya aku perhatikan bagaimana orang membuat minuman cappuchino. Cappunchinonya tanpa gula- pada umumnya orang Australia mengurangi penggunaan gula. Memang rasanya tidak begitu enak. Dengan demikian aku harus meminumnya sedikit demi sedikit hingga habis.

2. Aktivitas Konjen
            Konjen adalah singkatan dari Konsulate Jenderal. Kegiatan kami hari ini adalah mengunjungi Konjen Indonesia di Sydney. Setelah kunjungan ke sana kami akan pergi ke Paddys market, yaitu sebuah kompleh pasar murah di kota Sydney. Di sana kami akan membeli souvenir tambahan buat teman dan family.
            Hanya dalam waktu sekitar setengah jam saja bis kami berhenti di depan konjen RI Sydney. Kami menunggu sebentar hingga ada aba-aba dari Rachman. Untuk kantor kedutaan RI berlokasi di Canberra- ibu kota Australia.
            Akhirnya kami diperbolehkan masuk ke dalam gedung Konjen. Seperti biasa kami semua melihat sana-sini dan memotret- motret sesuatu yang akan menjadi sweet memory bila sudah berada kembali di Indonesia.
            Kami diberitahu bahwa bapak Duta Besar sedang tidak ada di Sydney. Ia sedang dinas ke Jakarta. Jadinya kami di sini disambut oleh Pak Nicolas yang bertugas sebagai kepala biro kebudayaan dan juga oleh Akbar Makarti, juga sebagai staff di Konjen ini.  
            Orang- orang Indonesia tentu tidak akan merasa asing dengan Konjen RI di Sydney ini. Karena Konjen juga merupakan rumah bagi orang-orang Indonesia yang berada di Sydney. Wilayah kerja Konjen RI Sydney ini meliputi daerah New South Wales, Queensland dan South Australia. Sydney sendiri merupakan ibukota New South Wales.
            Pimpinan New South Wales adalah seorang Premiere, sementara pimpinan tertinggi Australia adalah Prime Minister (Perdana Menteri) dan berkedudukan di Canberra. Juga ada Gubernur Jenderal yang mewakili Kerajaan Inggris, karena Australia adalah negara persemakmuran- commonwealth Inggris.
            Wilayah kerja KBRI yang berkedudukan di Canberra meliputi seluruh negara Australia. KBRI dibantu oleh Konjen. Konjen mengurus hal-hal operasional tentang sosial, budaya dan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan.
            Dalam ruang lingkup Departemen Luar Negeri, sebetulnya ada istilah Konsulate Biasa, kalau statusnya sudah meningkat maka akan meningkat menjadi Konsulate Jenderal. Beberapa hal yang bisa diurus oleh Konjen RI Sydney adalah seperti urusan ekonomi, sosial budaya, komunikasi dan immigrasi.            
            Saat ini Konjen RI Sydney sedang aktif mempromosikan pelajaran bahasa Indonesia. Itu dilakukan karena minat belajar bahasa Indonesia sedang turun di Sydney. Untuk itu Konjen sedang mengusahakan berdirinya sebuah sekolah yang namanya “Sekolah Satu”. Disini akan diajarkan bahasa Indonesia dan juga budaya Indonesia seperti tari dan lagu.
            Sekolah satu ini murid-muridnya berasal dari orang-orang Indonesia dan juga para immigrant keturunan Indonesia. Namun murid sekolah satu ini cenderung habis karena orang tua mereka lebih cenderung memasukan anak-anak mereka ke sekolah Australia.
            Kementrian luar negeri Indonesia merasa khawatir kalau anak-anak Indonesia dan juga para immigrant Australia keturunan Indonesia yang kulitnya coklat- kulit Indonesia- namun tidak mengerti dengan bahasa dan budaya leluhurnya. Pemerintah Australia juga bersifat futuristic- berfikir ke depan- maka juga mendukung program pembentukan dan pengembangan sekolah satu ini.
            Seluruh sekolah yang diselenggarakan oleh perwakilan pemerintah negara lain selalu dipantau dan diawasi oleh pemerintah Australia. Kalau posisi dan kondisinya sudah meningkat makan diberi grant atau bantuan. Selanjutnya kalau perkembangan lebih pesat lagi maka akan diberi bangunan.
            Konjen Sydney juga mendukung pembentukan sister school antara sekolah Indonesia dengan sekolah di New South Wales. Beberapa sekolah di pulau Jawa dan juga di pulau Bali telah memiliki program sister school dengan sekolah di New South Wales. Dalam program kerjanya mereka sering berkomunikasi melalui teleconference.        
            Selain KBRI dan Konjen, adalagi attase. Attase berada satu kantor dengan KBRI di Canberra dan punya tugas sesuai dengan kebutuhan. Bila Indonesia memiliki urusan yang sangat penting dalam hal pendidikan maka pasti ada attase budaya. Jenis-jenis atase adalah seperti attase budaya, attase pendidikan, attase perdagangan, dan untuk Jeddah- di Arab Saudi- juga ada attase hajji. Attase hajji yakni akan mengurus jemaah haji Indonesia.      
            Dikatakan bahwa selain Konjen, warga Indonesia dan juga warga Australia juga aktif dan aggresif dalam memperkenalkan budaya Indonesia. Mereka misalnya membuat bazaar dan festifal. Misal festival Indonesia multicultural. Ada kelompok yang juga rajin berpromosi, misalnya kelompok Minang Saiyo- sangat rajin melakukan acara kebudayaan dan juga bazaar buat seluruh warga Sydney.  

3. Perkenalan Diri
            Bu Maria memperkenalkan kami semua sebagai guru- tenaga pendidik dan kependidikan- berprestasi Indonesia di tingkat nasional kepada Konjen. Kedatangan kami ke Australia sebagai bentuk reward dari pemerintah Indonesia buat kami. Gunanya adalah agar kami juga bertambah pengalaman internasional.
            Tentu saja kami tidak ingin menjadi kerdil, ibarat katak dalam tempurung. Untuk itu kami juga harus tahu bagaimana orang mengurus lembaga pendidikan mereka hingga kualitasnya diperhitungkan di tingkat internasional. Lewat perjalanan ke beberapa tempat pendidikan I Australia, kami bisa membuat perbandingan tentang manajemen pendidikan.   
            Dalam acara perkenalan tersebut, Pak Nicolas juga menjelaskan bahwa ia bertugas sebagai home staff dan ia memiliki paspor dengan kulit hitam. Ia sendiri lulusan dari Unsrat (Universitas Samratulangi). Lulus dari universitas ini ia ikut melamardan ingin bekerja di Kementrian Luar Negeri. Saat itu ada 12 ribu pelamar yang saling berkompetisi  untuk memperebutkan quota buat 47 orang. Ia akhirnya lulus satu di antara 47 orang tersebut.
            Siapa saja punya berhak untuk berkarir di Kemenlu, dengan syarat bahwapendidikan sarjananya harus pada bidang sosial. Mereka bisa berkarir pada KBRI, apakah pada bidang Konjen, atau attase. Informasi rekruitmen selalu disebarkan ke publik luas. Syaratnya adalah seperti: pendidikan S.1, umur maksimal 30 tahun. Dan untuk S.3 maka umur maksimal adalah 33- 35 tahun.
            “Apakah Australia membutuhkan TKI dari Indonesia ?” Demikian pertanyaan salah seorang teman. Maka Pak Nicolas menjawab bahwa Australia tidak pernah membutuhkan TKI.
Kalau kita menjumpai orang-orang Indonesia sdang bekerja pada sebuah restoran atau menjadi pelayan sebuah toko, seperti yang kami lihat di pasar Paddys.mereka bukanlah TKI, mereka adalah mahasiswa S.2 atau S.3 asal Indonesia yang lagi memperoleh kesempatan kerja sambilan- kerja part time dan mereka dapat izin dari kampunya. Biasanya setiap hari sabtu atau minggu. Itu gunanya untuk meringankan beban finansial mereka.    
            Jumlah warga Indonesia yang ada di Sydney adalah sekitar 20. 000 orang. Pak Nicolas menjelaskan bahwa pemerintah New South Wales memiliki visi yaitu ingin menjadikan pendidikan New South Wales sebagai pendidikan yang terbaik di dunia. Makanya ini terlihat sejak pendidikan rendah. Anak- anak TK misalnya diajarkan bagaimana mereka mampu bercerita- berkomunikasi, mampu menceritakan tentang keluarga mereka. Anak- anak kelas 10 harus sudah mengerti jenis pekerjaan yang mereka inginkan. Cita- cita mereka tidak terlalu muluk- muluk. Dengan demikian banyak siswa kelas 10 yang sudah mampu kerja part time, sehingga pada usia 17 tahun banyak yang sudah mampu tinggal mandiri- jauh dari orang tua mereka, karena mereka sudah punya pendapatan sendiri. Mereka mungkin bekerja di Kentucky fried chicken.
            Sekolah-sekolah Australia juga sangat peduliagar para siswa respek dan toleran pada orang lain. Pada saat orang tua mendaftarkan mereka ke sekolah, maka guru berpesan agar orang tua tidak boleh memiliki anak yang suka bullying pada anak-anak yang lain. Bulying itu maksudnya adalah menggertak atau mengejek teman. Pada anak harus ditanamkan agar mereka saling respek. Anak yang suka bulying bakal dikeluarkan dari sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...