Konsulate Jenderal Sydney
1. Hindari
Obesitas
Seperti biasa sarapan pagi kami selama di Australia adalah di hotel. Sebelum
jam 7 pagi kami sudah turun menuju ruang makan. Kali ini kesehatanku sedikit
terganggu gara-gara hari sebelumnya aku kebanyakan mengkonsumsi daging dan juga
bumbu. Pagi ini aku hanya mengambil sedikit nasi dan satu butir telur. Aku juga
khawatir kalau menjadi obesitas- kegemukan.
Banyak orang mengalami obesitas gara- gara tidak kuat menahan nafsu
makan. Untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral tubuh maka aku hanya
mengambil sayatan jeruk, melon, pine apple dan juga juice apple. Aku coba untuk
menikmati semua serba sedikit. Karena semua jenis hidangan adalah buat tamu
hotel.
Aku juga mengambil satu gelas cappuchino. Pada mulanya aku tidak mengerti
cara menggunakan mesinnya. Ya aku perhatikan bagaimana orang membuat minuman
cappuchino. Cappunchinonya tanpa gula- pada umumnya orang Australia mengurangi
penggunaan gula. Memang rasanya tidak begitu enak. Dengan demikian aku harus
meminumnya sedikit demi sedikit hingga habis.
2. Aktivitas Konjen
Konjen adalah singkatan dari
Konsulate Jenderal. Kegiatan kami hari ini adalah mengunjungi Konjen Indonesia
di Sydney. Setelah kunjungan ke sana kami akan pergi ke Paddys market, yaitu
sebuah kompleh pasar murah di kota Sydney. Di sana kami akan membeli souvenir
tambahan buat teman dan family.
Hanya dalam waktu sekitar setengah
jam saja bis kami berhenti di depan konjen RI Sydney. Kami menunggu sebentar
hingga ada aba-aba dari Rachman. Untuk kantor kedutaan RI berlokasi di
Canberra- ibu kota Australia.
Akhirnya kami diperbolehkan masuk ke
dalam gedung Konjen. Seperti biasa kami semua melihat sana-sini dan memotret-
motret sesuatu yang akan menjadi sweet memory bila sudah berada kembali di
Indonesia.
Kami diberitahu bahwa bapak Duta
Besar sedang tidak ada di Sydney. Ia sedang dinas ke Jakarta. Jadinya kami di
sini disambut oleh Pak Nicolas yang bertugas sebagai kepala biro kebudayaan dan
juga oleh Akbar Makarti, juga sebagai staff di Konjen ini.
Orang- orang Indonesia tentu tidak
akan merasa asing dengan Konjen RI di Sydney ini. Karena Konjen juga merupakan
rumah bagi orang-orang Indonesia yang berada di Sydney. Wilayah kerja Konjen RI
Sydney ini meliputi daerah New South Wales, Queensland dan South Australia.
Sydney sendiri merupakan ibukota New South Wales.
Pimpinan New South Wales adalah
seorang Premiere, sementara pimpinan tertinggi Australia adalah Prime Minister
(Perdana Menteri) dan berkedudukan di Canberra. Juga ada Gubernur Jenderal yang
mewakili Kerajaan Inggris, karena Australia adalah negara persemakmuran- commonwealth
Inggris.
Wilayah kerja KBRI yang berkedudukan
di Canberra meliputi seluruh negara Australia. KBRI dibantu oleh Konjen. Konjen
mengurus hal-hal operasional tentang sosial, budaya dan sesuatu yang sesuai
dengan kebutuhan.
Dalam ruang lingkup Departemen Luar
Negeri, sebetulnya ada istilah Konsulate Biasa, kalau statusnya sudah meningkat
maka akan meningkat menjadi Konsulate Jenderal. Beberapa hal yang bisa diurus
oleh Konjen RI Sydney adalah seperti urusan ekonomi, sosial budaya, komunikasi
dan immigrasi.
Saat ini Konjen RI Sydney sedang
aktif mempromosikan pelajaran bahasa Indonesia. Itu dilakukan karena minat
belajar bahasa Indonesia sedang turun di Sydney. Untuk itu Konjen sedang
mengusahakan berdirinya sebuah sekolah yang namanya “Sekolah Satu”. Disini akan
diajarkan bahasa Indonesia dan juga budaya Indonesia seperti tari dan lagu.
Sekolah satu ini murid-muridnya
berasal dari orang-orang Indonesia dan juga para immigrant keturunan Indonesia.
Namun murid sekolah satu ini cenderung habis karena orang tua mereka lebih
cenderung memasukan anak-anak mereka ke sekolah Australia.
Kementrian luar negeri Indonesia
merasa khawatir kalau anak-anak Indonesia dan juga para immigrant Australia
keturunan Indonesia yang kulitnya coklat- kulit Indonesia- namun tidak mengerti
dengan bahasa dan budaya leluhurnya. Pemerintah Australia juga bersifat
futuristic- berfikir ke depan- maka juga mendukung program pembentukan dan
pengembangan sekolah satu ini.
Seluruh sekolah yang diselenggarakan
oleh perwakilan pemerintah negara lain selalu dipantau dan diawasi oleh
pemerintah Australia. Kalau posisi dan kondisinya sudah meningkat makan diberi
grant atau bantuan. Selanjutnya kalau perkembangan lebih pesat lagi maka akan
diberi bangunan.
Konjen Sydney juga mendukung
pembentukan sister school antara sekolah Indonesia dengan sekolah di New South
Wales. Beberapa sekolah di pulau Jawa dan juga di pulau Bali telah memiliki
program sister school dengan sekolah di New South Wales. Dalam program kerjanya
mereka sering berkomunikasi melalui teleconference.
Selain KBRI dan Konjen, adalagi
attase. Attase berada satu kantor dengan KBRI di Canberra dan punya tugas
sesuai dengan kebutuhan. Bila Indonesia memiliki urusan yang sangat penting
dalam hal pendidikan maka pasti ada attase budaya. Jenis-jenis atase adalah
seperti attase budaya, attase pendidikan, attase perdagangan, dan untuk Jeddah-
di Arab Saudi- juga ada attase hajji. Attase hajji yakni akan mengurus jemaah
haji Indonesia.
Dikatakan bahwa selain Konjen, warga
Indonesia dan juga warga Australia juga aktif dan aggresif dalam memperkenalkan
budaya Indonesia. Mereka misalnya membuat bazaar dan festifal. Misal festival
Indonesia multicultural. Ada kelompok yang juga rajin berpromosi, misalnya kelompok
Minang Saiyo- sangat rajin melakukan acara kebudayaan dan juga bazaar buat
seluruh warga Sydney.
3. Perkenalan
Diri
Bu Maria memperkenalkan kami semua
sebagai guru- tenaga pendidik dan kependidikan- berprestasi Indonesia di
tingkat nasional kepada Konjen. Kedatangan kami ke Australia sebagai bentuk
reward dari pemerintah Indonesia buat kami. Gunanya adalah agar kami juga
bertambah pengalaman internasional.
Tentu saja kami tidak ingin menjadi
kerdil, ibarat katak dalam tempurung. Untuk itu kami juga harus tahu bagaimana
orang mengurus lembaga pendidikan mereka hingga kualitasnya diperhitungkan di
tingkat internasional. Lewat perjalanan ke beberapa tempat pendidikan I
Australia, kami bisa membuat perbandingan tentang manajemen pendidikan.
Dalam acara perkenalan tersebut, Pak
Nicolas juga menjelaskan bahwa ia bertugas sebagai home staff dan ia memiliki
paspor dengan kulit hitam. Ia sendiri lulusan dari Unsrat (Universitas
Samratulangi). Lulus dari universitas ini ia ikut melamardan ingin bekerja di
Kementrian Luar Negeri. Saat itu ada 12 ribu pelamar yang saling
berkompetisi untuk memperebutkan quota
buat 47 orang. Ia akhirnya lulus satu di antara 47 orang tersebut.
Siapa saja punya berhak untuk
berkarir di Kemenlu, dengan syarat bahwapendidikan sarjananya harus pada bidang
sosial. Mereka bisa berkarir pada KBRI, apakah pada bidang Konjen, atau attase.
Informasi rekruitmen selalu disebarkan ke publik luas. Syaratnya adalah
seperti: pendidikan S.1, umur maksimal 30 tahun. Dan untuk S.3 maka umur maksimal
adalah 33- 35 tahun.
“Apakah Australia membutuhkan TKI
dari Indonesia ?” Demikian pertanyaan salah seorang teman. Maka Pak Nicolas
menjawab bahwa Australia tidak pernah membutuhkan TKI.
Kalau kita
menjumpai orang-orang Indonesia sdang bekerja pada sebuah restoran atau menjadi
pelayan sebuah toko, seperti yang kami lihat di pasar Paddys.mereka bukanlah
TKI, mereka adalah mahasiswa S.2 atau S.3 asal Indonesia yang lagi memperoleh
kesempatan kerja sambilan- kerja part time dan mereka dapat izin dari kampunya.
Biasanya setiap hari sabtu atau minggu. Itu gunanya untuk meringankan beban finansial
mereka.
Jumlah warga Indonesia yang ada di
Sydney adalah sekitar 20. 000 orang. Pak Nicolas menjelaskan bahwa pemerintah
New South Wales memiliki visi yaitu ingin menjadikan pendidikan New South Wales
sebagai pendidikan yang terbaik di dunia. Makanya ini terlihat sejak pendidikan
rendah. Anak- anak TK misalnya diajarkan bagaimana mereka mampu bercerita-
berkomunikasi, mampu menceritakan tentang keluarga mereka. Anak- anak kelas 10
harus sudah mengerti jenis pekerjaan yang mereka inginkan. Cita- cita mereka
tidak terlalu muluk- muluk. Dengan demikian banyak siswa kelas 10 yang sudah
mampu kerja part time, sehingga pada usia 17 tahun banyak yang sudah mampu tinggal
mandiri- jauh dari orang tua mereka, karena mereka sudah punya pendapatan
sendiri. Mereka mungkin bekerja di Kentucky fried chicken.
Sekolah-sekolah Australia juga
sangat peduliagar para siswa respek dan toleran pada orang lain. Pada saat
orang tua mendaftarkan mereka ke sekolah, maka guru berpesan agar orang tua
tidak boleh memiliki anak yang suka bullying pada anak-anak yang lain. Bulying
itu maksudnya adalah menggertak atau mengejek teman. Pada anak harus ditanamkan
agar mereka saling respek. Anak yang suka bulying bakal dikeluarkan dari
sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
if you have comments on my writings so let me know them