Pesawat
in Delay
1. Delay selalu bikin stress
Pesawat
in delay, pesawat lagi tertunda terbangnya. Ini seolah- olah sudah menjadi
fenomena, terutama bagi armada pesawat kelas ekonomi. Pesawat yang bakal aku
naiki juga tertunda penerbangannya. Penundaanya bukan setengah jam atau satu
jam. Namun penundaan sudah sampai tiga jam.
Terus terang aku juga
gelisah. Tadi aku mematok bahwa aku akan sholat zuhur di Jakarta. Ya itu kalau
jadwal terbang normal maka aku akan berada di Jakarta seputar pukul 12.00
siang. Namun sekarang sudah pukul 14.00 dan kami sudah menunggu sejak lepas
pagi. Sholat zuhurku bakal hilang. Aku tidak melihat praying room di lounge
executive ini buat sholat. Kalau mau sholat ya harus ke luar ruang tunggu ini.
Ini pun kelak juga bisa bikin ribet, yaitu kalau kalau ada panggilan boarding
mendadak. Apalagi kita juga harus keluar melalui pemeriksaan metal detector
lagi.
Aku lihat orang orang
yang satu grup terbang bersamaku rata rata sudah terlihat bosan, malah ambang
stress mereka sudah terlihat dari wajah mereka. Apalagi orang orang yang
datangnya lebih belakangan sudah pada terbang menuju Medan, Batan dan juga
menuju Jakarta. Aku berprinsip bahwa penundaan ini harus disikapi dengan sabar.
Apalagi dalam Tuhan berkata sebagaimana tertulis dalam Al-Quran: fashobrun
jamil- sabar itu sangat indah.
2. Kegaduhan penumpang karena bosan
Namun
tiba- tiba ada suara pria dan juga suara wanita yang lagi emosional- protes
atas manajemen pesawat yang suka terlambat atau penundaan terbang yang amat
lama. Keributan pada mulanya agak kecil, kemudian nada suara penuh ketidak
puasan menjadi tinggi.
“Mengapa
penundaan yang lama ini tidak diberitahu secara resmi. Mengapa penumpang
ditelantarkan dan diabaikan dan bukankah maskapai anda sudah berkelas
internasional !!!”
Berbarengan
dengan suara ribut aku dengar bahwa beberapa anak kecil dan juga bayi juga ikut
jadi gelisah dan menangis. Aku berfikir bahwa marah- marah itu tidak berguna.
Namun dilain pihak marah marah juga perlu agar manajemen juga bereaksi- marah
ini bisa memancing respon positif dari manajer perusahaan. Aku mendengar bahwa
telah ada solusinyanya yaitu bakal ada pesawat alternative untuk pengganti
pesawat kami yang datangnya sangat terlambat dari Jakarta. Kami bakal boarding
ke pesawat alternative- pesawat pengganti. Aku berharap agar aku bisa terbang
dan bisa sampai di Jakarta dengan selamat. Dan juga kalau perlu pemilik
maskapai ini belajar ke maskapai penerbangan lain bagaimana untuk meningkatkan
pelayanan pada publik.
Sebetulnya
penundaan penerbangan juga ada di luar negeri. Saat aku terbang dengan pesawat
Qantas. Di bandara internasional Sydney pesawat kami juga mengalami penundaan
sebanyak beberapa kali. Namun lama penundaan diungkapkan secara resmi lewat
mikrofon. Saat itu adabeberapa kali pada mulanya 20 menit, kemudian penundaan
30 menit dan terakhir penundaan 40 menit. Akhirnya dicarikan pesawat pengganti.
“Saat
itu kami terbang dengan peswat Qf dan ada penundaan dua kali, kemudian setelah
penundaan terakhir ada pesawat pengganti yaitu pesawat Qf 22. Komplain
penumpang bisa diredam. Itu adalah bentuk manajemen yang cerdas”.
3.Bersikap manis saat keributan dalam
pesawat
Akhirnya
pesawat penganti sudah standby dan semua penumpang sudah boleh untuk boarding.
Namun suasana boarding kurang tertip. Sayup sayup aku dengar ada suara protes.
Namun aku tidak begitu peduli, aku hanya menebar senyum paling kurang untuk
mengungkapkan bahwa kondisiku selalu senang.
Aku akhirnya bisa duduk
pada bangku 12 A, ya dekat pintu di depan posisi sayap. Dari sana nanti aku
bisa melepaska pandangan. Agaknya pesawat ini sudah lama menunggu kami untuk
terbang. Namun ruangan pesawat tidak begitu nyaman, AC nya ada berfungsi,
tetapi tidak membuat ruang pesawat sejuk. Kami merasa gerah dan pramugari yang
mondar mandir juga terlihat berkeringat. Seorang ibu yang berpenampilan anggun
di depanku terlihat gelisah, ia duduk dan berdiri berkali, kali. Sekali sekali
tangannya terlihat menyentuh hembusan AC pada lotenng ruangan.
“Wah ini berbahaya, Ac
nya tidak berfungsi. Pantesan pesawat terasa panas. Kita nanti terbang di
udara…amat berbahaya. Jangan main main dengan urusan nyawa. Kalau system AC
pesawat kurang berfungsi maka pesawat ini tidak laying terbang….ayo mari turun
atau pilih mati. Kalau aku tidak mau mati”.
Perempuan itu ketakutan
dengan kondisi suhu panas dalam pesawat, emosinya ikut memprofokasi penumpang
lain. Bersama dengan ia juga ada 12 penumpang lain yang juga ikut turun. Aku
pada mulanya sedikit juga terganggu dan juga ingin turun. Aku menenangkan diri
dan aku saling berbagi perasaan dengan teman sebangku.
“Ibu dan juga mau turun
?” Tanyaku pada teman sebangku dan suasana dalam pesawat memang agak rebut,
terutama ada beberapa bayi dan anak kecil bertangisan karena memang merasa
kurang nyaman.
“Saya punya
Tuhan…..saya tidak mau ikut rebut rebut. Memang ruang pesawat ini terasa panas
dan tidak nyaman, namun kan sudah diumumkan layak terbang. Kalau mau mati itu
urusan yang ghaib….hidup dan mati saya serahkan pada Allah”. Teman sebangkuku
begitu mantap dengan keputusannya untuk tetap berada dalam pesawat dan aku
juga. Kami memperlihatkan wajah yang tenang. Bersama beberapa orang yang bikin
keributan ada 12 penumpang yang memutuskan untuk turun dari pesawat. Tetapi
yang terpikir olehku, bagaimana dengan bagasinya. Tentu bagasinya yang sudah
berada dalam pesawat akan terbang duluan ke Jakarta dan aku yakin bahwa stress
12 orang penumpang ini akan bertambah lagi saat mereka tahu barang atau
bagasinya terbawa dalam pesawat ini.
Wah aku tidak ingin
bicara banyak tentang keributan dalam pesawat ini. Aku segera menikmati duduk
dalam pesawat. Aku melemparkan pandanganku ke pemandangan puas-puas.awan
terlihat menggantung dan saling berkejaran. Aku berfikir bahwa andai tidak ada
awan di dunia…wah betapa kepanasan makhluk yang hidup di muka bumi dan juga
betapa tidak menariknya pemandangan langit lagi.
Sebetulnya, menurut
pandangaku, bahwa fungsi awan tidak hanya buat keindahan langit, namun juga
buat melindungi makhluk dari panas terik cahaya matahari. Adanya awan juga
menjadi indikator bahwa bumi yang berada di bawah bakal jadi subur karena
sebentar lagi akan jatuh butiran- butiran hujan sebagai sumber kesuburan dan
kehidupan di muka bumi, subhanallah!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
if you have comments on my writings so let me know them