B.
Suka Antrian dan Minta Maaf
1. Karakter Positif
Hari
ketiga berada di hotel Rydges, aku sudah merasasepeprti berada di rumah
sendiri. Kalau kemaren aku tidak sanggup buat mandi pagi. Aku tak sanggup
melawan rasa dingin air kamar mandi- walau ada air panas, namun rasa malas
terasa besar.
Pagi
ini aku cukup kuat buat mandi. Aku memutar kran air panas dan juga kran air
dingin sekaligus, maka pancaran shower sekaligus menjadi hangat dan jadi enak
di kulit. Kini aku bisa mandi dengan lebih leluasa. Badan jadi lebih bersih dan
sholat subuhku lebih khusuk.
Dalam
kamar hotel ada beberapa fasilitas yang bisa dinikmati, namun tidak secara
bebas. Untuk menggunakannya kita musti buat konfirmasi pada petugas front
officer. Ada pesan yang musti kita ketahui bila ingin menginap di hotel- hotel
Australia, yaitu sebagai berikut:
-
Kebanyakan hotel mempunyai fasilitas “pay movie” yang tertera di remote control
TV. Itu berarti apabila salah pencet tombol, maka tagihan akan langsung
dikenakan saat kita membayar. Pay movie adalah film- film tontonan di layar TV
yang harus dibayar, diantaranya ada film-film khusus untuk orang dewasa. Untuk
menghindari anak agar jangan salah tekan, maka kita harus menghubungi tour
leader (ya tentu bagi yang membawa anak- anak) atau receptionist untuk mendapat
penjelasan yang lebih terperinci.
-
Jangan mengeringkan pakaian yang sudah dicuci di atas kap lampu, karena hotel
akan mengenakan biaya yang cukup tinggi apabila kap lampu tersebut berbercak
atau rusak.
-
Pada saat menyalakan air kran di kamar mandi atau pada saat mandi, mohon
diperhatikan agar air tidak keluar dari kamar mandi dan membasahi karpet,
karena hotel akan mengenakan biaya yang cukup tinggi apabila hal ini terjadi.
-
Air kran di hotel ada yang boleh dan tidak boleh diminum langsung. Tour leader
kita akan memberitahukan informasi dalam hal ini.
-
Barang barang milik hotel seperti handuk, vas bunga, asbak, gelas/ cangkir,
map, dll, tidak diperkenankan untuk diambil. Apabila kita ingin memilikinya
sebagai souvenir, kita dapat menghubungi tour leader atau hotel reception untuk
membelinya.
-
Jangan membuat keributan di lobby, koridor atau kamar hotel.
-
Tempat masak air panas, teh, kopi dan gula adalah fasilitas gratis, tetapi
minuman lainnya- air aqua, soft drink,
alkohol- dan juga makanan ringan yang ada di kamar akan dikenakan biaya kecuali
atau tulisan “with compliment”.
Manfaat
yang aku rasakan tidak menggunakan fasilitas TV di kamar, aku bisa memanfaatkan
waktu untuk membaca dan menulis. Aku betul- betul senang dengan pengalaman bisa
menelusuri Melbourne ini sebagai pengalaman internasional.
Karena
suhu disini dingin atau karena gaya berjalan semua orang cepat maka gaya
berjalan kami juga cepat. Orang- orang yang tidak aku kenal, apakah mereka
warga Australia atau hanya sekedar touris. Mereka pada umumnya terbiasa minta
maaf. Kata “I am sorry” amat mudah terlontar dari mulut mereka. Apakah kita
menyenggol mereka atau mereka menyenggol kita.
“Di
bandara Melbourne kemaren aku tertinggal oleh grup dan aku bergegas mengejar
mereka. Tiba tiba bagasi yang aku seret menyenggol kaki seorang wanita muda.
Aku berfikir kalau ia akan marah, sebaliknya ia malah minta maaf “I am sorry”
Masih
kemaren juga, saat antri di immigrasi, kami semua antri menunggu panggilan. Aku
kemudian keluar dari barisan dan pergi ke belakang. Sebentar kemudian aku
datang lagi dan menyelinap pada barisan semula. Salah seorang pria yang merasa
telah mengambil posisiku juga minta maaf “Sorry…sorry !!”. orang orang yang
sudah level internasional memang lebih suka minta maaf dengan mudah. Kebiasaan
suka minta maaf adalah karakter positif dan karakter ini bisa kita adopsi.
2. Rumah- rumah di sepanjang jalan
DHS
adalah singkatan dari Dandenong High School. Kemaren saat bis wisata
mengantarkan kami dari hotel Rydges ke DHS. Aku melemparkan pandangan keluar jendela
bis. Jalan- jalan yang terbentang dari pusat kota hingga suburb terlihat cukup
lebar dan mulus. Asphalt beton sengaja dirancang untuk bisa menampung truk
berbadan panjang dengan roda lebih dari 10. Aku juga ingin agar jalan-jalan
raya di kampungku- di Sumatra- dibangun seperti jalan raya disini.
Aku
fikir bahwa sebenarnya prilaku warga Australia ada juga suka membuang sampah
sembarangan juga ada di Melbourne, namun jumlahnya sedikit. Buktinya adalah di
sepanjang lorong jalan dalam kota Melbourne aku juga melihat amat banyak puntung-
puntung rokok. Agar puntung rokok tidak jatuh masuk ke dalam saluran drainase
maka petugas telah menempatkan lapisan
berupa saringan dibawah reruji besi jalanan. Dengan demikian petugas kebersihan
bisa memindahkan puntung rokok kedalam gerobak sampah. Dari banyaknya
bertebaran punting rokok dalam kota, dapat diasumsikan bahwa banyak penduduk
kota Melbourne yang suka merokok.
Namun
secara umum bahwa tidak ada warga yang membuang sampah lewat jendela mobil dan
aku memang tidak menemukan tebaran sampah di pinggir kiri dan kanan jalan raya.
Semua mobil di Australia memiliki jendela yang kacanya tak bisa dilepas.
Kemudian dalam semua mobil juga terdapat tong sampah. Penumpang mobil yang
habis makan dan minum akan menumpuk sampah ke dalam tong sampah. Namun makan
dan minum dalam bis dilarang, kecuali ada izin dari pak sopir.
Rumah-rumah
penduduk disepanjang jalan menuju suburb terlihat seragam dan tersusun rapi. Aku
hampir tidak ada menjumpai ana- anak dan remaja yang berkeliaran sebagai anak
jalanan. Pemerintah dan jugamungkin warga meletakkan dua buah tong sampah
berukuran jumbo, satu buat organic dan yang lain buat sampah anorganik. Tong
tong sampah, ditutup sehingga tak bisa diganggu hewan atau diterbangkan oleh
angin. Tong sampah memang berjejer di sepanjang gerbang rumah mereka, kemudian
akan datang petugas kebersihan untuk mengumpulkannya. Selanjutnya dibawa ke
tempat penumpukan sampah akhir.
3. Sarapan Pagi
Aku membangunkan Abdul
Hajar dari tidur-tidur ringannya (take a nap), ia memang mudah tertidur kalau
sudah berbaring. Ia segera bangun dan aku mengajaknya untuk segera turun buat
sarapan pagi. Aku katakana bahwa kami telah amat terlambat buat sarapan dan
semua hidangan utama tentu sudah ludes. Yang tinggal adalah daging- daging yang
tidak aku kenal apakah halal atau haram buat dikosumsi. Ku biarkan Abdul Hajar
menyusulku, ia akhirnya turun dengan langkah tergopoh-gopoh menuju lift.
Kami kemudian menuju
ruangan dengan tulisan “Lucanda, cucina and bar”. Di sana adaplilihan untuk
duduk. Aku memilih untuk duduk sendirian disamping sebuah meja kecil, di
atasnya ada lampu dengan cahaya remang-remang.
Aku selalu menyadari
bahwa ada beberapa hal yang tidak gratis di hotel ini seperti air mineral, WiFi
dan penggunaan audio visual- TV- namun ada hal lain yang gratis, seperti surat
kabar dan tabloid. Semua surat kabar dan tabloid gratis. Aku cukup bernafsu
buat membaca dan aku mengambil koran the
Australian, Heralad Sun dan the Age. Dari 3 koran ini berarti aku sudah memperoleh
gratisan hampir 6 dollar. Demikianlah pemerintah Australia membuat semua orang
bisa membaca, yaitu dengan menyediakan gasilitas koran yang bisa diambil secara gratis pada
beberapa tempat seperti dalam pesawat, di bandara, di hotel dan pada tempat-
tempat pelayan publik yang lain.
Untuk sarapan aku
mengambil beberapa roti, karena ini aku baca terbuat dari bahan-bahan yang
cukup halal. ternyata stelah memakan dua biji roti saja sudah cukup membuatku
manjadi kenyang dan aku menyisakan beberapa roti buat dibawa ke luar. Apalagi
menyisakan adalah prilaku mubazir. Prilaku mubazir tidak direstui oleh ajaran
Islam. Untuk minuman aku menikmati satu gelas juice dari buahan segar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
if you have comments on my writings so let me know them