MENGAPA BAHASA INGGERIS JADI BAHASA INTERNASIONAL?
Oleh : Marjohan
marjohanusman@yahoo.com
Cobalah jelaskan kepada kami, Pak, mengapa bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa internasional? Demikian seorang siswa bertanya kepada saya suatu hari. Saat itu suasana terasa sangat menyenangkan sekali.
Untuk menjawab pertanyaan ini saya merujuk kepada pendapat Prof. Albert Baugh dari Universitas Pennsylvania. Dia mengatakan bahwa ada dua hal yang menguntungkan bahasa Inggris moderen. Pertama karena tata bahasanya sederhana dan yang kedua karena kosa katanya bersifat kosmopolistis.
Kosmopolistis itu berarti adanya unsur-unsur yang berasal dari berbagai negara. Disamping unsur kosmopolitan, unsur sederhana juga terlihat dalam bahasa Inggris. Tentu saja pengertian sederhana itu bersifat relalif. Dan memang apabila dibandingkan dengan bahasa Jerman, misalnya, kesederhanaan bahasa Inggeris lebih menonjol. Dalam hal jenis kata saja. Bila kita ingin makan siang di sebuah restoran Jerman dan kita ingin meminta sepasang sendok, garpu dan pisau. Kita harus tahu bahwa sendok itu mempunyai jenis kata maskulin, garpu feminim dan pisau termasuk jenis netral.
Di Jerman kita harus tahu bahwa matahari ini sejenis feminim, bulan maskulin. Tetapi bila kita berada di Perancis, kita harus tahu pula bahwa matahari berubah jenisnya menjadi maskulin dan bulan sendiri menjadi feminim. Setelah berada di Jerman kita berbicara tentang “die sonne und dermond”, maka di Perancis kita berbicara tentang “le soiel et la June”.
Bahasa Inggeris tidak terlalu memusingkan hal-hal demikian karena memang tidak mengenal diskriminasi jenis kala benda. Di Inggeris kita cukup mengatakan “the sun and the moon” saja. Tetapi kesederhanaan bahasa Inggeris ini dapat juga menimbulkan kesulitan lain.
Bangsa Jerman untuk menyatakan pemilik mempergunakan kasus genitif, sedangkan untuk pelengkap penderita dinyatakan dengan kasus datif, Bangsa Inggeris yang tidak mempunyai kasus harus mempergunakan kata depan of (Untuk menyatakan pemilik) dan to atau for untuk pelengkap penderita. Kadang-kadang pemakaian kata depan itu tidak mudah, misalnya dalam hubungannya dengan kala kerja.
Betulkah bahasa Inggeris itu bersifat komospoliten yang kosa katanya berasal dari berbagai bangsa atau negara di dunia? Betul.
Memang bahasa Inggeris terdapat unsur-unsur, bahasa lain. Misalnya dari bahasa Hindustan (India) mereka meminjam kata-kata chutney (acar) dacoit (perampok) dari bahasa Melayu yaitu kata bamboo, amuck (mengamuk), dari bahasa Arab adalah admiral (amir al bahri) algebra (aljabar), arsenal, assasin dan sebagainya. Studi dari Lawrence Faucet daa Itsu makai memperlihatkan bahwa sebagian besar kosa kata Inggeris berasal dari Eropa sendiri. Kalau begitu kosmopolitannya lebih bersifat Eropa.
Perinciannya adalah sebagai berikut, Inggeris kuno 61,7 %, Bahasa Perancis 30,8 %, Bahasa Latin 2,9 %, bahasa Skendinavis 1,7 % sedangkan bahasa lainnya hanya 2,9 %.
Bile sifat kosmopilitan yang membuat bahasa Inggeris itu tersebar kebenarannya mungkin agak kurang. Karena bahasa Inggeris dengan asal Kosa kata yang 98 % asing tetap merupakan. pekerjaan sukar bagi orang yang belajar bahasa Inggeris, lebih-lebih kalau kata-kata itu ejaannya berbeda dengan lafalnya. Ejaan kuda tetapi ucapannya kerbeu, begitu kata orang bergurau.
Dari sejarah ternyata bahwa yang menentukan tersebarnya suatu bahasa ialah karena keistimewaan penduduknya, kebanyakan karena pengaruh politik imperialisme. Demikian bahasa Latin, Perancis dan Inggeris.
Karena sekarang semua orang di dunia mengutuk imparilias, make apakah masih ada alasan menjadikannya bahasa internasional? Ada beberapa faktor yang menguntungkan. Ibarat orang berdagang maka bahasa Inggeris sudah mempunyai modal baser Karena ia telah tersebar dimana-mana. Teknik komunikasi moderen sekarang juga ikut menolong perkembangannya. Dan berkat alat telekomunikasi moderen kita merasakan dunia makin kecil, kita doper berkomunikasi satu sama lain dengan mempergunakan bahasa Inggeris.
Tetapi ada juga suatu bahasa internasional populasinya menciut Misalnya karena rasa harga diri, banyak negara bekas jajahan tidak menggunakan bahasa negara penjajah seperti bahasa Belanda di Indonesia. Begitu pula India yang menggunakan bahasa Hindia sebagai bahasa resmi pengganti bahasa Inggeris. Ada juga karena perobahan zaman dan politik, mereka merubah pula keadaan bahasa. Jerman, misalnya, sekitar awal tahun 60 an menghapuskan bahasa Inggeris sebagai bahasa asing pertama dan menempatkan bahasa Perancis sebagai bahasa internasional. Dulu sekitar tahun 60 karena pengaruh ideologi politik dan kemajuan teknik bahasa Rusia dipelajari pula dimana-mana. Begitu pula tentu masih ada kemungkinan bagi bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa internasional yakni bila mendapat perhatian dari bangsa-bangsa di dunia.
Marjohan, Guru SMA Negeri 3 (Program Layanan Keunggulan) Batusangkar. Sumatra Barat. (rekening: Batusangkar, Kota II 33-22-3872)
Oleh : Marjohan
marjohanusman@yahoo.com
Cobalah jelaskan kepada kami, Pak, mengapa bahasa Indonesia bisa menjadi bahasa internasional? Demikian seorang siswa bertanya kepada saya suatu hari. Saat itu suasana terasa sangat menyenangkan sekali.
Untuk menjawab pertanyaan ini saya merujuk kepada pendapat Prof. Albert Baugh dari Universitas Pennsylvania. Dia mengatakan bahwa ada dua hal yang menguntungkan bahasa Inggris moderen. Pertama karena tata bahasanya sederhana dan yang kedua karena kosa katanya bersifat kosmopolistis.
Kosmopolistis itu berarti adanya unsur-unsur yang berasal dari berbagai negara. Disamping unsur kosmopolitan, unsur sederhana juga terlihat dalam bahasa Inggris. Tentu saja pengertian sederhana itu bersifat relalif. Dan memang apabila dibandingkan dengan bahasa Jerman, misalnya, kesederhanaan bahasa Inggeris lebih menonjol. Dalam hal jenis kata saja. Bila kita ingin makan siang di sebuah restoran Jerman dan kita ingin meminta sepasang sendok, garpu dan pisau. Kita harus tahu bahwa sendok itu mempunyai jenis kata maskulin, garpu feminim dan pisau termasuk jenis netral.
Di Jerman kita harus tahu bahwa matahari ini sejenis feminim, bulan maskulin. Tetapi bila kita berada di Perancis, kita harus tahu pula bahwa matahari berubah jenisnya menjadi maskulin dan bulan sendiri menjadi feminim. Setelah berada di Jerman kita berbicara tentang “die sonne und dermond”, maka di Perancis kita berbicara tentang “le soiel et la June”.
Bahasa Inggeris tidak terlalu memusingkan hal-hal demikian karena memang tidak mengenal diskriminasi jenis kala benda. Di Inggeris kita cukup mengatakan “the sun and the moon” saja. Tetapi kesederhanaan bahasa Inggeris ini dapat juga menimbulkan kesulitan lain.
Bangsa Jerman untuk menyatakan pemilik mempergunakan kasus genitif, sedangkan untuk pelengkap penderita dinyatakan dengan kasus datif, Bangsa Inggeris yang tidak mempunyai kasus harus mempergunakan kata depan of (Untuk menyatakan pemilik) dan to atau for untuk pelengkap penderita. Kadang-kadang pemakaian kata depan itu tidak mudah, misalnya dalam hubungannya dengan kala kerja.
Betulkah bahasa Inggeris itu bersifat komospoliten yang kosa katanya berasal dari berbagai bangsa atau negara di dunia? Betul.
Memang bahasa Inggeris terdapat unsur-unsur, bahasa lain. Misalnya dari bahasa Hindustan (India) mereka meminjam kata-kata chutney (acar) dacoit (perampok) dari bahasa Melayu yaitu kata bamboo, amuck (mengamuk), dari bahasa Arab adalah admiral (amir al bahri) algebra (aljabar), arsenal, assasin dan sebagainya. Studi dari Lawrence Faucet daa Itsu makai memperlihatkan bahwa sebagian besar kosa kata Inggeris berasal dari Eropa sendiri. Kalau begitu kosmopolitannya lebih bersifat Eropa.
Perinciannya adalah sebagai berikut, Inggeris kuno 61,7 %, Bahasa Perancis 30,8 %, Bahasa Latin 2,9 %, bahasa Skendinavis 1,7 % sedangkan bahasa lainnya hanya 2,9 %.
Bile sifat kosmopilitan yang membuat bahasa Inggeris itu tersebar kebenarannya mungkin agak kurang. Karena bahasa Inggeris dengan asal Kosa kata yang 98 % asing tetap merupakan. pekerjaan sukar bagi orang yang belajar bahasa Inggeris, lebih-lebih kalau kata-kata itu ejaannya berbeda dengan lafalnya. Ejaan kuda tetapi ucapannya kerbeu, begitu kata orang bergurau.
Dari sejarah ternyata bahwa yang menentukan tersebarnya suatu bahasa ialah karena keistimewaan penduduknya, kebanyakan karena pengaruh politik imperialisme. Demikian bahasa Latin, Perancis dan Inggeris.
Karena sekarang semua orang di dunia mengutuk imparilias, make apakah masih ada alasan menjadikannya bahasa internasional? Ada beberapa faktor yang menguntungkan. Ibarat orang berdagang maka bahasa Inggeris sudah mempunyai modal baser Karena ia telah tersebar dimana-mana. Teknik komunikasi moderen sekarang juga ikut menolong perkembangannya. Dan berkat alat telekomunikasi moderen kita merasakan dunia makin kecil, kita doper berkomunikasi satu sama lain dengan mempergunakan bahasa Inggeris.
Tetapi ada juga suatu bahasa internasional populasinya menciut Misalnya karena rasa harga diri, banyak negara bekas jajahan tidak menggunakan bahasa negara penjajah seperti bahasa Belanda di Indonesia. Begitu pula India yang menggunakan bahasa Hindia sebagai bahasa resmi pengganti bahasa Inggeris. Ada juga karena perobahan zaman dan politik, mereka merubah pula keadaan bahasa. Jerman, misalnya, sekitar awal tahun 60 an menghapuskan bahasa Inggeris sebagai bahasa asing pertama dan menempatkan bahasa Perancis sebagai bahasa internasional. Dulu sekitar tahun 60 karena pengaruh ideologi politik dan kemajuan teknik bahasa Rusia dipelajari pula dimana-mana. Begitu pula tentu masih ada kemungkinan bagi bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa internasional yakni bila mendapat perhatian dari bangsa-bangsa di dunia.
Marjohan, Guru SMA Negeri 3 (Program Layanan Keunggulan) Batusangkar. Sumatra Barat. (rekening: Batusangkar, Kota II 33-22-3872)
Boleh jadi, dan terutama karena orang inggris salah satu bangsa yang gemar bertualang ke berbagai negeri sehingga bahasa mereka lebih menyebar ke seantero jagat. Juga orang inggris relatif lebih ramah dari pada orang yang berbahasa perancis atau jerman.
BalasHapusPenjajah inggris masih lebih santun dari penjajah negeri lain, lebih cepat juga dimerdekakan.
Saya tidak pernah diejek bahasa inggris saya yang jelek oleh orang "bule", tapi sering diketawain sama bangsa sendiri. Begitu juga orang inggris yang berbahasa indonesia kita ketawain, mereka sering begitu serius mendengar bahasa inggris yang dicampur bahasa tarzan ketika saya beberapa kali bertemu mereka. Kalau ditanya (meski tidak kenal) kecenderungan menjawab dengan baik lebih banyak dan meluas, dari pada ketika hal yang sama (misal bertanya jalan atau alamat) ke orang perancis...