Rabu, 14 Juni 2017

Beberapa Kebiasaan Yang Membuat Orang Jadi Hebat



Beberapa Kebiasaan Yang Membuat Orang Jadi Hebat

            Semua orang saat lahir ke dunia, semua memiliki kemampuan yang sama yaitu “crying- menangis”. Ibarat perlombaan lari, mereka sama-sama memulai pada garis start atau “titik nol”. Namun setelah 5 tahun mulai terlihat perbedaan. Setelah 10 tahun perbedaan kualitas hidup terlihat jelas dan setelah 20 atau 30 tahun perbedaan- perbedaan tersebut sudah semakin melebar. Latar belakang siapa yang merawat dan mendidik mereka dan pengalaman serta perlakuan yang mereka peroleh sangat menentukan siapa dan bagaimana  mereka jadinya. Hingga mengapa ada orang yang kualitasnya biasa-biasa saja, ada yang tertinggal dan dilupakan, dan malah ada pula yang menjadi orang yang sangat super.
            Perjalanan hidup membuat kita jadi saling berbeda evolusi pertumbuhan dan perkembangan kita. tentang hal ini saya jadi terinspirasi dengan tulisan Tom Corley dengan judul “16 Rich Habits: Your Autopilot Mode Can Make You Wealthy or Poor”. Namun saya akan mengulas hanya 6 kebiasaan saja, yaitu kebiasaan yang bisa membuat seseorang bisa jadi kaya. Kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah seperti: a) Membaca setiap hari, b) Tidak banyak menghabiskan waktu dengan internet dan gadgets, c) Menghindari kebiasaan menunda waktu, d) Talk less and listen more, e) Menghindari toxic people, dan f) Milikilah seorang mentor (penasehat pribadi). Pembahasannya adalah sebagai berikut:
1)- Membaca setiap hari
Membaca harus menjadi kebutuhan utama karena membaca sangat penting, mungkin sudah menjadi kebutuhan primer. Kalau kita ingin menjadi orang sukses maka kita harus membaca yang banyak tentang informasi. Itu semua akan meningkatkan ilmu pengetahuan kita. Kalau mau sukses dalam bidang bisnis, maka kita perlu membaca tentang bisnis dan bidang lain. Dengan cara begini akan membuat kita lebih bernilai di mata teman-teman, pelanggan atau klien. Di antara orang-orang sukses, 88 persen masih menyempatkan diri buat membaca. Paling kurang mereka masih meluangkan waktu selama 30 menit atau lebih buat membaca setiap hari.
Begitu pentingnya membaca sehingga meluangkan waktu buat menciptakan “reading time”. Mereka tidak asal membaca saja. Maka ada beberapa buku yang mereka prioritaskan buat dibaca. Khususnya buku-buku “autobiography, educational career, personal development, biography of succsess people, peristiwa-peristiwa terbaru, sejarah dan hiburan”.Dari variasi bacaan tadi maka Tom Corley memaparkan tentang proporsinya, yaitu sebagai berikut:
- Sebanyak 94 % dari mereka membaca tentang current event atau peristiwa terkini. Bacaan jenis sangat penting agar tidak ketinggalan informasi.
- Sebanyak 79 % dari mereka membaca tentang educational career atau tentang topik yang berhubugan dengan karir yang dipilih.
- Sebanyak 63 % dari mereka kalau tidak sempat membaca buku maka mereka mendengar audio book. Jadi saat kita bosan membaca teks, kita bisa mendengar audio book, dan tidak harus telinga kita disodori dengan jutaan megabyte fitur lagu-lagu melulu. Namun lagu-lagu tersebut tetap signifikan sebagai selingan.
- Sebanyak 58 % dari mereka membaca biografi tentang orang-orang sukses. Dengan membaca biografi kita bisa memperoleh cermin hidup tentang proses tumbuh-kembang dalam kehidupan mereka.
- Sebanyak  51 % dari mereka membaca tentang sejarah. Sejarah yang dibaca bisa jadi tentang perkembang suatu domain, seperti perdagangan, sosial, wisata, bisnis, olahraga, dll.
- Dan sebanyak 11 % dari mereka membaca hal-hal yang berhubungan dengan hiburan, ya tentang profil seorang atlit, bintang film, figur publik, dll.
Alasan  mengapa orang-orang yang sukses masih membaca adalah agar selalu meningkatkan kualitas diri. Kebiasaan inilah yang membedakan mereka- membuat mereka menang dalam kompetisi dalam hidup. Dengan meningkatkan pengetahuan akan membuat mereka mampu melihat lebih banyak kesempatan, yang mana mereka terjemahkan- wujudkan- ke dalam bentuk keuntungan (finansial)., 
Ada juga orang yang tergolong sudah sukses, namun malas dalam membaca. Yang selalu gemar membaca- memperbarui pengetahuan dan wawasan- kesuksesan serta karir mereka selalu bertahan dan malah cenderung meningkat. Sementara bagi mereka yang enggan buat menambah pengetahuan biasanya karirnya pelan-pelan merosot.             
2)- Tidak banyak menghabiskan waktu dengan internet dan gadgets.
Menggunakan internet buat tujuan menambah wawasan dan memperluas jaringan adalah sangat tepat. Internet merupakan media komunikasi yang menyuguhkan bervariasi fitur seperti Facebook, Twitter, Instagram, Friendster, dll. Itu semua merupakan fitur untuk tujuan medsos alias media sosial. Melalui aplikasi androit orang juga bisa mengguakan jenis medsos yang lain seperti Whatsup, BBM, Skype, Line, dll. Jadi sudah demikian banyak variasi media sosial yang disuguhkan buat pengguna internet/ androit.
Jumlah medsos yang berlimpah dapat diibaratkan dengan jenis hidangan yang tersaji di atas meja makan. Apa semuanya harus dikonsumsi, paling hanya satu atau dua saja. Orang yang menyantap semua jenis sajian yang berkalori tinggi sepanjang waktu akan berefek diserang oleh penyakit stroke, diabetes, gangguan pencernaan. Hal yang sama adalah orang yang mengkonsumsi semua fitur medsos juga akan menimbulkan banyak masalah- utamanya kehabisan waktu, hingga menjadi orag yang anti sosial. Medsos yang dipakai ala kadarnya tentu bisa punya manfaat yang optimal. Bagaimana penggunaan mendsos yang tidak terkontrol ?
Saya sempat menjadi salah seorang yang juga cenderung mengkonsumsi banyak fitur medsos. Ya saya pernah tergila-gila menggunakan fitur Twitter, Facebook, BBM, Line, WA, dll. Memang saya bisa punya banyak koneksi ke seluruh nusantara hingga ke negara lain. Bagaimana efeknya, apakah saya jadi produktif ? Saya hanya menjadi ngetop secara fatamorgana- ngetop yang penuh kepalsuan. Namun produktivitas saya telah mendekati titik nol. Dan tidak satupun artikel saya terbit pada koran-koran dalam rentang 3 tahun.
Tahun 1990-an  saya belum mengenal internet, apalagi androit, karena benda ini belum ditemukan. Saat itu saya sangat produktif. Setiap kali saya punya kelebihan waktu, maka saya mampu menghasilkan banyak artikel. Saya hanya mengetik menggunakan mesik ketik bermerek olympus dan menggunakan tipe-ex kertas untuk mengkoreksi kesalahan. Terasa lebih sulit, namun saya amat produktif dalam menghasilkan tulisan.
Saya mengirim semua tulisan ke koran-koran. Dan setelah itu tulisan saya pada bermunculan. Efek dari memiliki banyak tulisan, saya juga bisa mengkompilasinya menjadi tujuah buah judul buku yang telah diterbitkan dan buku-buku tersebut saya jumpai di beberapa toko buku (maaf, namun saya belum bisa dikatakan hebat).
Saya jatuh cinta dengan medsos yang bayak. Memang saya merasakan manfaatnya, punya banyak teman. Efek negatif yang saya peroleh adalah bahwa saya kekurangan waktu buat berkarya dan melakukan hal-hal positif. Ada sekitar 3 tahun saya jadi vakum untuk menulis secara produktif. Dan saya juga kehilangan waktu untuk melayani kepentingan keluarga. Jadinya kemudian, saya “memutuskan untuk membuat jarak dengan medsos” dan akan berkarya seproduktif pada saat-sat sebelumnya. Saya tidak mengajak orang untuk memusuhi medsos, namun juga menginginkan mereka agar menggunakannya dengan bijak. Orang sukses tidak banyak menggunakan internet dan juga androit- kecuali hanya untuk keperluan yang sangat penting.    
Tom Corley mengatakan bahwa sungguh cukup banyak waktu yang sangat berharga telah hilang gara-gara kita terbiasa parkir (duduk berlama-lama) di depan layar laptop. Bahwa 2/3 dari populasi orang-orang sukses hanya menonton TV hanya kurang dari satu jam setiap hari. Kemudian hampir 63 % dari mereka menggunakan waktu kurang dari satu jam untuk internet. Itupun mereka gunakan untuk tujuan pekerjaan.
Memang orang-orang sukses menggunakan waktu lowong mereka buat hal-hal yang lebih effektif, yaitu untuk pengembangan diri, memperluas networking- jaringan pekerjaan- menjadi volunteering, buat melakukan kerja samping atau untuk bisnis yang lain. Atau untuk mencapai tujuan positif lain yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan orang banyak. Namun bagaimana dengan generasi sekarang, dimana yang banyak terlihat adalah generasi merunduk- bola mata mereka hanya fokus membaca fitur pada layar androit.
Mata mereka melotot pada gadget dan melepaskan diri dari ikatan emosi dengan orang-orang terdekat di sekitar mereka. Mereka merespon dan beramah tamah pada banyak orang yang menstimulus di dunia medsos (media sosial)- cyber. Hingga mereka terlihat begitu sibuk dan menjadi kurang produktif untuk menekuni pelajaran, pekerjaan dan keakraban dengan sesama.  
3)- Menghindari kebiasaan menunda waktu.
Avoid procrastnation- hindari kebiasaan menunda waktu, menunda pekerjaan baik lainnya. Kalau ada pekerjaan atau tugas maka segeralah untuk diselesaikan. Tuhan (Allah swat) juga memberi nasehat pada kita (hamba-Nya)- lihat Al Quran surat 94:7- bahwa apabila kita sudah menyelesaikan suatu pekerjaan maka kita tetap bekerja serius dan melakukan pekerjaan lainnya.
Orang-orang sukses sangat memahami bahwa menunda pekerjaan akan membuat kualitas diri juga jadi menurun, berdampak menimbulkan ketidak-puasan pada orang lain. Juga mempengaruhi kepercayaan klien/ pelanggan dan juga menghancurkan hubungan non bisnis. Tom Corley memaparkan 5 strategi yang akan membantu kita untuk meninggalkan kebiasaan suka menunda-nunda waktu, yaitu:
- Ciptakan agenda harian (daftar kegiatan harian) kemudian targetkan bahwa 70 %
  akan bisa rampung tiap hari.
- Prioritaskan agar kita bisa menyelesaikan 5 agenda setiap hari.
- Tuliskan dateline atau batas waktu atas target kerja yang kita rencanakan
- Miliki sejumlah teman yang cukup akuntabilitas, yang teruji kemampuan dan keterampilan mereka dan berkomunikasilah dengan mereka setiap hati dalam rangka mencapai target kerja, juga saling memotivasi satu sama lain.
- Tuliskan kata “do it now !!!- aku akan segera mengerjakannya !!!”. Maka betul-betul segera kita kerjakan dan selesaikan.  
4)- Talk less and listen more.
Pada suatu hari saya mengikuti sebuah seminar di gedung audiotorium IAIN Batusangkar dengan pembicaranya Dr Louis Down dari Amerika Serikat. Dalam waktu istirahat saya mendekatinya dan mencoba untuk mengajak dia buat ngobrol. Saya mengajukan beberapa pertanyaan. Saya berpikir bahwa ia akan merespon dengan begitu bersemangat. Ternyata dalam ngobrol tersebut ia lebih memilih menjadi pendengar yang aktif. Dia sedikit berbicara dan banyak tersenyum. Itu tidak hanya terjadi pada Dr Louis Down saja. Pada lain kesempatan saya juga sempat ngobrol dengan beberapa guru internasional- yang diperbantukan pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatera Barat sebagai tenaga educational volunteering- seperti John Duke, Marry Cameroun, Katty- semua dari Australia- mereka ternyata juga ngomong sedikit dan banyak mendengar. Talk less and listen more adalah ciri-ciri orang terkemuka atau orang-orang yang sukses.
5)- Menghindari toxic people.
Toxic people yang berarti “manusia racun”. Wah ini sebuah istilah yang cukup sarkasme yang ditulis oleh Tom Corley. Toxic people adalah orang-orang yang punya kebiasaan meracuni pemikiran orang. Yaitu seseorang yang dari ucapannya atau pengaruhnya bisa orang jadi bertengkar, jadi putus asa, jadi pecah belah- pokoknya kepribadiannya selalu mengganggu orang lain.
Memang kita harus bergaul dengan banyak orang. Apalagi salah satu badan PBB-Unesco- juga merekomendasi bahwa tujuan belajar abad ke 21 adalah untuk bisa: learning to be, learning to do, learning to know and learning to live together”. Kita musti bisa bertoleran dengan banyak orang yang berbeda kepercayaan, karakter dan pemikiran. Namun kita sangat dianjurkan untuk selalu menghindari toxic people. Perlu untuk diketahui bahwa 86 % dari orang sukses selalu berhubungan baik degan orang sukses lain dan mereka menghindari bergaul dengan toxic people- orang yang pribadinya tidak begitu positif.
6)- Kita harus memiliki seorang mentor (penasehat pribadi).
Mentor berarti seorang guru khusus, seseorang yang bisa meng-update, melatih kita hingga mengarahkan jalan hidup kita. Maka banyak orang sukses, 93 %, memiliki mentor yang berhubungan dengan kesuksesan mereka. Tentu mentor yang kita miliki boleh saja banyak dan tidak harus satu orang.
Para mentor secara aktif dan secara teratur berpartisipasi  dalam pertumbuhan kualitas pribadi kita. Mentor yang baik akan selalu bersedia meminjamkan tangannya kepada kita. Dia biasanya memberi kita arahan tentang apa yang harus kita lakukan dan apa yang harus kita hindari- some do’s and some don’t in our life.



6. Percepatan Belajar Dalam Merespon Perubahan Yang Juga Cepat

            Dalam bahasa Inggris, ada kata yag termasuk high frequency- yaitu kata-kata yang sering dipakai dan kata low frequency- yaitu kata- kata yang jarang dipakai dalam berkomunikasi. Sekarang cukup banyak kata-kata yag dulu sering dipakai banyak orang dalam berkomunikasi, namun sekarang sudah amat jarang didengar dan telah menjadi kata low frequency. 
            Anda masih kenal dengan kata-kata “perangko dan filateli” ? Tentu saja ini sudah menjadi sebuah kata yang asing di telinga anak-anak muda sekarang. Filateli adalah hobby seseorang dalam mengkoleksi perangko. Sekarang banyak benda-benda yang tidak dikenal lagi karena sudah tergerus oleh zaman. Yaitu seperti benda- benda “telegram, telegraf, kartu pos, warkat pos. Piringan hitam, mesin ketik, type-ex kertas, kertas stensilan”, ini juga sudah asing di telinga generasi muda sekarang.
            Tiga puluh tahun lalu banyak remaja saat itu yang tidak sabaran buat menunggu datangnya malam minggu. Karena mereka ingin menikmati hiburan lewat layar tancap atau janjian di gedung bioskop. Namun sekarang layar tancap sudah jadi masa lalu dan ribuan gedung bioskop yang jadi kosong dan dialih-fungsikan untuk tujuan bisnis yang lain.
            Perubahan tetap terjadi sepanjang waktu. Dulu anak-anak sering curi-curi kesempatan agar bisa menikmati permainan seperti “play station, ninetendo, game block, dll”. Sekaligus benda-benda tersebut menjadi musuh orangtua karena gara-gara keasyikan bermainan, anak-anak jadi lupa dengan tugas rumah, PR dan tugas sekolah lainnya. Game atau permainan tersebut juga ditinggalkan.    Game online berada disimpang jalan karena sekarang atas nama kasih sayang banyak orangtua memanjakan anak dengan membelikan mereka android. Dan kini mereka dimanja dan disibukan oleh benda yang mendidik dan sekaligus merusak anak tersebut.    
            Kita memang sedang dilanda oleh perubahan. Dahulu perubahan terjadi secara perlahan-lahan- secara evolusi. Kini perubahannya sudah sangat drastis atau terjadi secara revolusioner. Ya bahwa kita dan banyak orang berada dalam arus perubahan yang cepat. Apa yang musti kita lakukan untuk mengantisipasi ini semua yang berdampak pada semua lini kehidupan kita.
            Kunci untuk menghadapi perubahan adalah dengan pendidikan atau pembelajaran, tepatnya dengan percepatan pembelajaran atau accelerated learning. Saya tertarik membaca buku accelerated learning lagi. Ada dua buku yang pernah saya baca yaitu the accelerated learning handbook (Dave Meier, 2002) dan accelerated learning for 21st century (Coline Rose dan Malcom.J.Nicholl, 2003).
            Coline Rose dan Malcom J Nicholl (2003:8-38) memaparkan tentang percepatan belajar secara khusus. Dia menyatakan bahwa belajar harus dimulai sedini mungkin dan tidak boleh berhenti sampai manusia meninggal dunia. Yang berkuasa di dunia sekarang adalah orang yang punya pikiran. Pekerjaan yang bernilai sekarang adalah pekerjaan yang memakai otak, punya skill dan bakat di bidang apa saja. Orang yang berpendidikan rendah, lemah ekonominya akan selalu tergantung pada orang lain.
            Negara dengan penduduk yang tidak berdaya akan menjadi pengangguran. Dan negara akan rugi karena harus membayar dana sejahtera dan kesehatan. Kekayaan bangsa ada pada kualitas otak penduduknya, yaitu: kreatif dan terampil. Untuk itu memang diperlukan accelerated learning atau cara belajar cepat untuk beradaptasi dengan perubahan.
            Dahulu perbedaan utama setiap orang adalah kaya dan miskin. Namun sekarang perbedaan utama adalah antara orang yang kaya dengan pengetahuan dengan orang yang miskin dengan pengetahuan. Pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi. Pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi. Kemudian kalau kita bertanya pada seseorang maka tidak relevan lagi bertanya:
            “Ingin jadi apa kalau kamu besar nanti ?” Tetapi kita seharusnya bertanya:
            “Apa yang dapat kamu kerjakan jika kamu besar nanti ?”
            Untuk menguasai perubahan demi perubahan yang terjadi secara drastis (revolusioner) dewasa ini adalah bahwa kita musti menyadur cara belajar cepat atau accelerated learning. Cara belajar ini sangat berguna bagi kita- yaitu untuk menyerap dan memahami informasi dengan cepat. Bagaimana cara menerapkan cara belajar tersebut ? Ya tentu ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu seperti:
            - Ubah ruang kelas dengan total.
            - Belajar melalui serangkaian aktivitas.
            - Belajar dengan menggunakan emosi.
            - Belajar dengan menggunakan musik dan dekorasi.
            - Proses belajar mengajar harus bebas dri tekanan.
            Cara belajar cepat juga bisa diadopsi di rumah, maka untuk itu orangtua harus menyediakan kondisi rumah yang kaya dengan stimulas (rangsangan) dan bebas stress untuk bisa membuat anak-anak tumbuh mandiri. Dalam menerapkan cara belajar cepat maka guru dan orangtua dihimbau dalam mendidik dan menumbuhkan nilai-nilai moral dengan melibatkan unsur emosi seperti adanya “suasana ruangan yang ceria dan orang-orang yang terlihat bahagia”.
            Selanjutnya Coline Rose dan Malcom.J.Nicholl (2003:85-115) menjelaskan tentang metode cara belajar cepat dengan teknik MASTER, yaitu singkatan dari: Motivation (apa gunanya belajar bagiku, agar termotivasi mereka harus merasa tertarik lebih dahulu)- Acquire (memperoleh informasi dengan semua indera)- Search (eksplorasi subjek)- Trigger (memicu memori)- Exihibit (apa yang kita peroleh)- Reflect (bagaimana kita belajar). 
            Dalam buku “Tuntutlah Ilmu Sampai Negeri Prancis (Marjohan dan Ranti, 2012)” kita dapat membaca bagaimana perjuangan Ranti Komala Dewi bisa maju dan berkembang. Yaitu karena dia juga melakukan cara belajar cepat secara tidak langsung. Kelemahan yang dimilikinya dapat menjadi kekuatannya. Pun, kekuatan Ranti dapat menjadi kelemahannya. Ungkapan seperti itu bukanlah sesuatu yang terlahir dari kekosongan belaka, namun nyata adanya dan tentu saja faktual. Paling tidak, kisah luar biasa yang dituangkan dalam buku tersebut. Ini menjadi saksi sekaligus bukti akan kebenaran ungkapan tersebut.
Di dalam buku tersebut kita dapat menyimak kisah perjuangan seorang anak dusun nan sederhana dalam meraih mimpinya untuk kuliah di Eropa. Bagaimana perjuangannya dalam mencari beasiswa. Bagaimana hari-hari musim dingin Eropa telah menempanya menjadi sosok yang tidak takut berjuang meraih mimpi. Kita bisa mengikuti pengalaman manis, getir, haru, dan bahagia ketika Ranti dan teman-temannya tinggal di Prancis, ketika mereka pontang-panting mencari kamar sewa, ketika mereka mengikuti kuliah perdana di Sorbonne dengan keterampilan berbahasa Prancis yang nyaris nol, karena belajar bahasa Perancis dengan accelerated learning akhirnya ia mampu berbahasa Perancis. Belajar bahasa lebih mudah dilakukan dalam konsep sebuah cerita.
Buku tersebut saya tulis berdasarkan pengalaman langsung dari Ranti Komala Dewi. Lebih dari sekadar buku “kuliah sambil jalan-jalan di Prancis”, buku ini merangkum pula segala pembelajaran kehidupan yang berhasil disarikan oleh Ranti selama ia meniti tangga-tangga menuju puncak pencapaian mimpinya. Banyak pula pengamatan-pengamatannya yang bernas tentang orang-orang dan kebudayaan Prancis. Semuanya layak disimak dan dijadikan pembelajaran kehidupan.
Saya juga mengekspose pengalaman Doni Adinata dalam melakukan percepatan belajar, khusus selama kuliah di Jerman, sebagaimana ditullis dalam buku “Akhirnya Kutaklukan Kampus Jerman”. Kenapa Donni begitu istimewa? Sebenarnya, ada banyak alasan mengapa anak itu begitu istimewa. Namun, saya hanya butuh satu istilah untuk menyebutnya istimewa, yakni “luar biasa karena ia telah melakukan accelerated learning”.
Dibesarkan di keluarga broken home sejak kecil dan di tengah himpitan ekonomi yang mendera, tak lantas membuat Donni Adinata- pria yang saat ini berprofesi sebagai dosen di Universitas Indonesia-menjadi pesimis. Justru, hal itu semakin memperkuat tekadnya untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya.
Selepas menamatkan pendidikan SMA-nya di Padang Pariaman (Propinsi Sumatera Barat), Donni Adinata memutuskan untuk belajar di Pulau Jawa. Melalui jalur PMDK, akhirnya ia diterima di Universitas Diponegoro dan lulus dengan predikat cum laude.
Belum puas dengan ijazah sarjana teknik yang diperolehnya, ia kemudian mulai rajin berburu beasiswa ke luar negeri untuk mewujudkan impiannya. Perjuangan keras dan berbagai kisah menarik pun mengiringi perjalanan hidupnya saat ia diterima kuliah di University of Malaya di Malaysia, dilanjutkan ke RWTH Aachen University di Jerman hingga meraih gelar doktor. Belajar semua bahasa asing meliputi aspek berbicara, menyimak (mendengar), membaca dan menulis. Dulu dia merasa sulit belajar bahasa Inggris. Namun sekarang dia rasakan bahwa bahasa Inggris tidak begitu sulit. Bahasa Jerman malah lebih sulit karena bahasa ini mempunyai artikel, grammar yang berbeda dari bahasa Inggris dan tentu juga kosa katanya.
            Belajar Bahasa Jerman dengan cepat- dengan cara accelerated learning- ada tekniknya. Dia dulu pernah kuliah bahasa inggris 2 tahun jadi sedikit banyak mengetahui bagaimana cara belajar bahasa. Teorinya memang gampang diomongin tapi untuk prakteknya membutuhkan kemauan yang kuat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar bahasa jerman atau belajar bahasa asing secara umum adalah:
1).Membiasakan diri untuk setiap hari mendengarkan bahasa tersebut. Dengan mendengarkan setiap hari maka telinga kita akan terbiasa dengan kata-kata yang diucapkan penutur asli. Memang paling bagus untuk belajar bahasa jerman adalah dengan homestay di salah satu kota di jerman, tetapi mendengarkan radio setiap hari setidaknya akan mempercepat proses belajar kita.
2). Menghapal kosa-kata baru, menghapal dan memakai kosakata baru dalam kalimat setiap hari harus dipaksakan kalau ingin kemampuan bahasa meningkat tajam. Kebiasaan membaca juga akan menambah kosakata baru. Membaca koran dan majalah cukup membantu. Untuk mendapatkannya sekarang sudah sangat gampang melalui internet.
3). Latihan bicara, belajar bahasa secara natural adalah seperti bayi, dari belajar mendengar, mengerti dan lama-lama berbicara setelah mengenal kata dan bisa merangkai kata. Belajar bahasa dari pasif kemudian menjadi aktif. Saat ini aku sudah banyak mengerti saat mendengarkan radio dan teman-teman berbicara walaupun belum total semuanya.
Dengan terus melatih diri perkembangan penguasaan bahasa akan meningkat. Sayangnya belajar bahasa kedua bukan seperti belajar naek sepeda yang kalau sudah bisa walaupun tidak dipakai lama tetap bisa lancar lagi beberapa saat. Bahasa tidak demikian, harus terus menerus dipergunakan supaya tidak lupa kecuali bahasa pertama kita tidak mungkin terlupa.
4). Berpikir langsung dalam bahasa yang kita pelajari. Seharusnya kita tidak melakukan translating dari bahasa ibu kita ke bahasa kedua kita. Kosakata dalam bahasa indonesia yang kita kuasai jauh lebih banyak daripada kosakata bahasa kedua kita. Untuk itu kita akan kesulitan menemukan padanan kata-kata bahasa indonesia ke bahasa kedua tersebut. Untuk itu seharusnya berpikir langsung dalam bahasa kedua tersebut.
5). Pada saat menghapalkan dan latihan, perhatikan pronounciation yang benar, karena sekali salah akan terbawa-bawa terus. Jadi sebaiknya saat liat kamus cara bacanya harus dipelajari dan diingat. Kebetulan pronounciation bahasa Jerman lebih mirip bahasa indonesia jadi tidak terlalu masalah.
6). Belajar bahasa akan lebih baik dengan situasi menyenangkan seperti menonton film, mendengarkan musik dan berbagai hal menyenangkan lainya. Mendownload lagu beserta liriknya akan sangat membantu. Urutan kata, Jerman mempunyai struktur yang lebih fleksibel dari Bahasa Inggris, ini sering membingungkan pelajar pemula.
Dave Meier (2002: 23) menulis buku tentang accelerated learning secara umum. Ia mengatakan bahwa pembelajaran dipercepat yaitu belajar adalah berkreasi bukan mengonsumsi. Untuk accelerated learning perlu keterlibatan total dalam pembelajaran. Belajar berpusat pada aktifitas bukan berpusat pada presentasi. Belajar bukanlah sejenis olahraga untuk ditonton tetapi menuntut peran serta semua pihak. Untuk accelerated learning perlu kegembiraan belajar dan ini penentu utama kualitas dan kuantitas belajar. Kegembiraan bukan bearti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan berarti bangkitnya minat dan semangat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

if you have comments on my writings so let me know them

Penerimaan Siswa Baru "PPDB 2021-2022 SMAN 3 BATUSANGKAR"

  SMA NEGERI 3 BATUSANGKAR INFORMASI PEDAFTARAN PPDB 2021 -2022 1. Persyaratan PPDB Umum : 1. Ijazah atau surat keterangan Lulus 2. Kartu ke...